Archive for 2014

Pemerintahan Thomas Stamford Raffles di Indonesia

Pada tahun 1811n pimpinan ingris di india, lord memerintahkan Thomas Stamford Raffles untuk menduduki penang (Malaya) untuk menguasai pulau jawa. Pada tanggal 26 agustus 1811 dan 28 september 1811 Belanda menyerah melalui kapitulasi tuntang. Isi kapitulasi tuntang itu :
1.       Pulau jawa dan sekitarnya dikuasai oleh inggris
2.       Semua tentara menjadi tawanan inggris
3.       Orang belanda dapat menjadi pegawai di inggris
Rafffles akhirnya diangkat menjadi letnan gubernur dengan tugas mengatur pemerintahan dan peningkatan perdagangandan keamanan.
·         Bidang Pemerintahan
- membagi pulau jawa menjadi 18 Kerisedenan
- melarang adanya perbudakan
-          mempraktekan sistem yuris diksi dalam pengadilan seperti di inggris

·         Bidang Perekonomian dan Keuangan
- melaksanan sistem sewa tanah atau (Land Rente) sistem ini adalah inggris yang berkuasa atas semua tanah
- meneruskan usaha yang pernah dilakukan belanda misalnya penjualan tanah serta penanaman kopi
   Selain tindakan raffles di bidang pemerintahan dan perekonomian Raffles juga berperan dalam keadaan alam di Indonesia. Tindakan:
1.       Membangun gedung Harmoni (1728) Bataviaach Genootshoap
2.       Menyusun sejarah jawa yang berjudul history of java
3.       Tindakan yang paling merugikan Indonesia yaitu benda-benda purbakala di boyong untuk memperkaya museum Calcuta di India
   Raffles tidak bertahan lama. 1816 keadaan di negeri jajahan rupanya sangat tergantung di negeri eropa. Untuk memulihkan keadaan eropa maka diadakan kongres Wina pada tahun 1814. Diantara inggris dan Belanda ditindak lanjuti :
·         Convention Of London (1814)
- Belanda menerima kembali jajahan yang diserahkan dalam perjanjian Kapitulasi Tuntang
- Inggris memperoleh tanjung harapan Srilanka dari inggris meninggalkan pulau jawa


·         Treaty Of London (1824)
- Belanda memberikan malaka kepada inggris sebaliknya Inggris memberikan Bengkulu kepada Belanda
- Belanda dapat berkuasa di sebelah selatan garis Paralel SIngapura sedangkan inggris di sebelah Utara

Pada abad ke-18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ketiga jenis barang komodity (tebu, kopi, dan the).Pada pertengahan abad ke-18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab antara lain:
1.       Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi
2.       Banyaknya pengeluaran
3.       Banyaknya gaji yang harus di bayar
4.       Bertambahnya saingan
5.       Perubahan Politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf tahun 1795
6.       Pembayaran Devident ( keuntungan ) bagi pemegang saham

   Berdasrkan alasan diatas akhirnya Voc bubar pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta golden dan kekayaan di tinggal berupa kantor,gedung, dan dagang.

Weekly Check pada Pesawat Udara

Hal-hal yang harus dilakukan teknisi atau mekanik selama pelaksanaan weekly check antara lain :

1.Mengisi atau mengganti oil dan fluida , contohnya : hydraulic fluid , starter oil ,engine oil
   ,generator drive fluid.
2. Pemeriksaan secara visual kondisi  umum untuk : Sistem di rangka pesawat (airframe
    system), roda pendarat ( landing gear) , dan mesin pesawat (powerplant).
3. Pemeriksaan seluruh lampu pencahayaan (lighting system) baik untuk lampu bagian luar  
    maupun lampu bagian dalam pesawat udara, sekaligus pengetesan dalam keadaan pesawat  
    dihidupkan (runing-aircraft)
4. Jika diperlukan , dilakukan penggatian ban roda pesawat , juga penggatian fluida untuk 

    sistem hidraulik, dan penggantian oil untuk mesin pesawat udara.

Transit Check pada Pesawat Udara

Diantara jarak dan rute penerbangan kadang-kadang pesawat udara harus melakukan singgah atau transit kesuatu pelabuhan udara, baik karena hal itu kewajiban yang dilakukan sesuai rute terbang yang harus dilalui (flight waypoint), atau karena alasan tertentu sehingga harus singgah.Selama waktu singgah kurang lebih 40-45 menit, pesawat harus mengalami pemeriksaan yang disebut transit check. Hal-hal yang harus dilakukan teknisi atau mekanik selama pelaksanaan transit check antara lain :
1.      Inspeksi berjalan mengelilingi sekitar pesawat (walk around inspection) untuk mengecek kerusakan yang nampak secara visual.
2.      Servicing yang diperlukan , antara lain : fuel servicing, oil servicing, oksigen servicing dsb.
3.      Koreksi terhadap perbedaan atau keganjilan terhadap pesawat, misalnya: konstruksi badan, sayap, stabilizer, control surface  , engine nacelle dll.
4.      Melaksanakan tugas-tugas operasional lainnya yang ditetapkan untuk pemeriksaan sebuah pesawat udara saat melakukan transit.

Personil di ground atau line maintenance harus berkualitas atau kompeten sehingga dapat melakukan pra-penerbangan walk-around visual pesawat dengan baik sesuai standar yang ditetapkan, dan para awak pesawat melengkapi checklist pra-penerbangan di cockpit dan cabin pesawat. Kerja sama yang baik antar teknisi dan awak kabin pesawat udara tersebut sangat dibutuhkan, karena tindakan pencegahan ini akan membantu memastikan kelaikan pesawat.

Inspeksi Harian pada Pesawat Udara (Daily Check)

Pemeriksaan harian merupakan jadwal pemeriksaan terendah dan terdiri dari : pemeriksaan pra- penerbangan, pemeriksaan pasca-penerbangan, cek layanan (service check) dan pemeriksaan malam hari. Ini adalah pemeriksaan pada pesawat terhadap kerusakan yang tampak nyata dan suatu kondisi yang buruk secara umum serta sesuatu yang dapat menggangu keamanan pesawat udara. Hal ini juga sebagai tindakan koreksi atas segala kondisi yang dilaporkan di dalam buku laporan pesawat (aircraft log-book) yang dibuat oleh pilot atau flight engineer.

Pemeriksaan harian membutuhkan peralatan khusus dan alat-alat untuk memastikan sebuah pesawat tetap layak terbang. Biasanya pemeriksaan harian dilakukan setiap 24 atau 48 jam sesuai akumulasi waktu penerbangan. Beberapa item pemeriksaan harian termasuk :



Ø Indikator Tail skid shock –strut

Ø Level fluida (Fuel and oil)

Ø Keamanan secara umum dan kebersihan cabin pesawat udara

Ø Peralatan darurat ( emergency equipment )



Untuk memberikan pemahaman yang lebih detil dan luas kepada siswa mengenai inspeksi harian terhadap pesawat udara, penulis memberikan contoh item-item inspeksi harian yang diterapkan oleh perusahaan jasa penerbangan.



Item-item inspeksi harian dibawah ini diambil dari ketentuan Civil Aviation Regulation (CAR) Schedule 5, yang isinya adalah :

1. Periksa bahwa saklar pengapian (ignition switch) posisi off, pengontrol campuran bahan bakar posisi minimal atau off , tuas (throttle) posisi menutup (close) dan pemilih saluran bahan bakar (fuel selector) posisi “on” .

2. Periksa bahwa baling-baling bebas dari kondisi : retak, bengkok dan torehan yang membahayakan, pastikan spinner baling-baling aman dan bebas dari retak, pastikan tidak ada kebocoran oli atau gemuk (grease) dari hub baling-baling atau actuating silinder dan pastikan hub baling-baling saat dilihat , tidak memiliki bukti segala kerusakan yang akan menghambat operasi yang aman.

3. Periksa bahwa sistem induksi dan semua inlet udara pendingin bebas dari gangguan.

4. Periksa bahwa mesin, saat dilihat, tidak memiliki kebocoran bahan bakar atau minyak dan sistem pembuangan dalam keadaan aman dan bebas dari keretakan.

5. Periksa bahwa kuantitas minyak berada dalam batas-batas yang ditentukan oleh produsen untuk operasi yang aman dan pastikan tutup pengisi minyak, dipstick dan panel inspeksi dalam keadaan aman.

6. Periksa bahwa penutup mesin (engine cowling) dan flap dalam kondisi aman.

7. Periksa bahwa ban roda pendarat bebas dari luka atau kerusakan lainnya, tidak memiliki lapisan yang terbuka dan, dengan inspeksi visual, pengisian tekanan udara sesuai.

8. Periksa bahwa oli untuk landing gear extension masih ada dalam batas normal dan yakinkan pintu roda pendarat dalam keadaan aman.

9. Periksa bahwa permukaan sayap dan badan pesawat bebas dari kerusakan dan pastikan panel inspeksi, bidang-bidang kendali/kontrol terbang dan perangkat kontrol terbang dalam keadaan aman.

10.Periksa bahwa struts utama dan bagian-bagian strut penyangga bebas dari kerusakan dan

pastikan kabel-kabel penguat ketegangannya sesuai.

11.Periksa bahwa kepala pitot dan lubang tekanan statis ( static ports) bebas dari hambatan

dan pastikan penutup pitot dilepas atau bebas untuk beroperasi.

12. Periksa bahwa tutup pengisian tangki bahan bakar, rantai, ventilasi dan panel akses

terkait dalam keadaan aman dan bebas dari kerusakan.

13. Periksa bahwa permukaan bidang empennage bebas dari kerusakan ,dan bidang control ,

kabel kontrol , batang kendali (control rods), terlihat aman.





14. Periksa bahwa permukaan stabilizer bebas dari kerusakan dan bahwa bidang kontrol,

kabel kontrol dan batang kendali, di mana terlihat, aman.

15. Periksa bahwa pengendali terbang (flight control), sistem trim dan perangkat penambah

lift beroperasi di ground dengan pergerakan penuh dan bebas dalam arti pergerakannya

benar.

16. Periksa bahwa radio dan antena dalam kondisi aman serta unit radio dan interwiring

aman.

17. Periksa bahwa lubang pembuangan bebas dari penghalang/obstruksi.

18 .Periksa bahwa tidak ada salju atau es pada sayap, permukaan ekor, stabilizer, baling-

baling atau kaca.

19. Periksa bahwa tangki dan filter bahan bakar bebas dari masalah air dan benda asing

dengan mengalirkan sejumlah bahan bakar ke dalam wadah transparan yang bersih.

20. Periksa kaca depan bersih dan bebas dari kerusakan.

21. Periksa bahwa instrumen bebas dari kerusakan, dapat dibaca dan kondisi aman.

22. Periksa bahwa sabuk pengaman (seat belt), gesper (buckles) dan gulungan inersia(inertia

reel) bebas dari kerusakan, aman dan berfungsi dengan benar.





Item-item pemeriksaan tersebut di atas dapat disusun dalam suatu table checklist oleh perusahaan jasa perawatan pesawat udara, untuk mempermudah mekanik atau teksnisi dalam melakukan inspeksi dan perawatan pesawat udara tersebut. Format untuk table daily inspection setiap perusahaan mungkin berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan, situasi dan kondisi dari masing-masing perusahaan.

Inspeksi Pesawat Udara (Aircraft Inspection)



Inspection adalah pengamatan secara kasat mata (visual ) dan pemeriksaan menggunakan manual yaitu menggunakan buku pedoman perawatan pesawat udara (aircraft maintenance manual book), untuk memastikan kondisi sebuah pesawat udara beserta komponen-komponennya.

Inspeksi pesawat dapat berkisar mulai dari pemeriksaan sederhana sekitar pesawat sampai pemeriksaan secara rinci yang membutuhkan pembongkaran secara menyeluruh dan penggunaan alat bantu pemeriksaan yang kompleks. Sebuah sistem inspeksi terdiri dari beberapa proses, termasuk laporan yang dibuat oleh mekanik atau pilot atau awak yang menerbangkan pesawat udara dan inspeksi reguler pesawat udara. Suatu sistem inspeksi dirancang untuk mempertahankan pesawat dalam kondisi terbaik. Inspeksi menyeluruh dan berulang harus dipertimbangkan sebagai tulang punggung dari program pemeliharaan yang baik. Inspeksi yang tidak terjadwal dan serampangan akan mengakibatkan kerusakan secara perlahan pada pesawat udara. Waktu yang dihabiskan dalam memperbaiki sebuah pesawat yang sering salah dalam penggunaan dan perawatannya total lebih lama dari pada waktu dibutuhkan untuk merawat pesawat yang selalu menjalani inspeksi dan pemeliharaan secara rutin.

Telah terbukti bahwa jika inspeksi dan pemeliharaan preventif dilakukan secara teratur dan terjadwal dapat menjamin kelaikan udara. Kegagalan operasi dan kerusakan peralatan akan bisa berkurang jika pemakaian secara berlebihan atau cacat minor dideteksi dan dikoreksi lebih awal. Pentingnya inspeksi dan penggunaan yang tepat dari catatan tentang inspeksi tersebut tidak bisa terlalu ditekankan.

Inspeksi airframe dan mesin dimulai dari inspeksi preflight sampai inspeksi secara rinci. Waktu interval dan periode pemeriksaan bervariasi sesuai dengan model pesawat yang digunakan dan jenis operasi yang dilakukan. Instruksi pabrik mengenai badan dan mesin pesawat harus dikonsultasikan saat membuat jadwal interval inspeksi.

Pesawat udara dapat diperiksa menggunakan jam terbang sebagai dasar untuk penjadwalan, atau menggunakan sistem inspeksi kalender. Di bawah sistem inspeksi kalender, pemeriksaan yang sesuai dapat dilakukan sesuai jumlah minggu dalam kalender. Pemeriksaan sistem kalender adalah sistem yang efisien menurut sudut pandang manajemen perawatan. Jadwal penggantian komponen dengan ketentuan batas jam operasi biasanya dilakukan selama inspeksi kalender jatuh mendekati batas jam operasi tersebut. Dalam beberapa kasus, batas jam terbang ditentukan untuk membatasi jumlah jam terbang selama interval kalender.

Pesawat yang beroperasi di bawah sistem jam terbang akan diperiksa ketika jumlah jam terbang tertentu sudah tercapai. Komponen yang dioperasikan dengan ketentuan batas jam terbang biasanya akan diganti setelah inspeksi kalender jatuh mendekati batas jam operasi tersebut.



Teknik / Praktek Pemeriksaan dasar


Sebelum memulai pemeriksaan, pastikan semua plates, pintu akses, fairings, dan cowling telah dibuka atau diganti dan struktur dibersihkan. Ketika membuka untuk memeriksa plates dan cowling dan sebelum membersihkan area sekitar, beri catatan mengenai kebocoran oil dan fluida lain.

Persiapan

Untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, kesepakatan tentang isi dokumen dan / atau referensi informasinya harus diakses dan dipelajari sebelum benar-benar dilaksanakan di pesawat untuk melakukan pemeriksaan. Logbooks yang ada di pesawat harus ditinjau untuk dijadikan sebagai latar belakang informasi dan sejarah pemeliharaan pesawat tertentu. Daftar periksaan atau checklist yang sesuai harus digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada item yang dilupakan atau diabaikan selama pemeriksaan. Selain itu, banyak publikasi tambahan yang tersedia, baik dalam bentuk hard copy atau dalam format elektronik untuk membantu dalam pemeriksaan. Publikasi tambahan ini dapat mencakup informasi yang disediakan oleh produsen pesawat dan mesin, produsen alat, bagian vendor, dan Federal Aviation Administration (FAA).



Log Pesawat (Catatan Kondisi Pesawat)




" Log pesawat," seperti yang digunakan dalam buku ini, adalah termasuk istilah yang berlaku untuk logbook pesawat dan semua catatan tambahan berkaitan dengan pesawat. Log book pesawat tersebut dibuat dalam berbagai format. Untuk pesawat kecil, log book berupa buku catatan berukuran kecil 5 "× 8" . Untuk pesawat yang lebih besar, logbooks berukuran lebih besar. Untuk pesawat udara yang telah dirawat dan diservis sejak lama cenderung memiliki beberapa logbooks.

Logbook pesawat adalah catatan di mana semua data mengenai pesawat dicatat. Informasi yang dikumpulkan di log ini digunakan untuk mengetahui kondisi pesawat, tanggal inspeksi, waktu ,di badan pesawat, mesin dan baling-baling. Hal ini mencerminkan sejarah semua peristiwa penting yang terjadi pada pesawat, komponen-komponennya, dan aksesoris, dan menyediakan tempat untuk menunjukkan kepatuhan pada FAA serta arahan kelaikan udara atau produsen ' yang terdapat dalam service buletin. Semakin komprehensif logbook dibuat , semakin mudah untuk memahami sejarah pemeliharaan pesawat.



Ketika pemeriksaan selesai, data-data harus dientri atau dicatat didalam logbook pesawat yang menyatakan bahwa pesawat dalam kondisi layak terbang atau mungkin harus segera diservis. Ketika melakukan entri pada buku catatan, berhati-hati khususnya untuk memastikan bahwa penulisan dapat jelas dipahami oleh siapa pun yang memiliki kepentingan untuk membacanya di masa yang akan datang. Juga, jika membuat entri catatan dengan cara ditulis tangan, gunakan tulisan tangan yang baik dan mudah dibaca. Untuk tingkat tertentu, organisasi, kelengkapan, dan penampilan dari logbook pesawat berdampak pada nilai pesawat. Logbooks yang berkualitas tinggi dapat mempengaruhi Nilai yang tinggi untuk pesawat.

Daftar Pemeriksaan ( Checklist)



Saat melakukan inspeksi harus menggunakan dokumen checklist. Format checklist bisa didesain oleh Anda sendiri, biasanya item-item yang harus diperiksa sudah dibuat oleh pembuat pesawat , atau model dan format checklist dapat diperoleh dari beberapa sumber lain. Checklist harus mencakup sebagai berikut:



1. Kelompok badan dan lambung (Fuselage and hull group).
a. Kulit pesawat (kain atau plat) ,berkaitan dengan : kerusakan,distorsi, bukti lain dari

kegagalan, dan kerusakan atau ketidak amanan pemasangan sambungan-sambungan.
b. Sistem dan komponen, berkaitan dengan : ketepatan instalasi, cacat yang jelas terlihat,

dan kepuasan operasi.
c. Tas pembungkus gas, tangki pemberat (ballast), berkaitan dengan kondisi bagian-

bagiannya.

2. Kelompok Cabin dan kokpit .
a. Yang bersifat Umum, berkaitan dengan hal : kebersihan dan peralatan yang longgar

yang harus diberi pengamanan .
b. Kursi dan sabuk pengaman, berkaitan dengan : kondisi dan keamananannya.
c. Jendela dan seal jendela ,berkaitan dengan kerusakan dan pecah.
d. Instrumen, berkaitan dengan : kondisi, pemasangan, penandaan, dan (bila

memungkinkan) untuk ketepatan sistem operasinya.
e. Pengontrol terbang dan mesin, berkaitan ketepatan instalasi dan operasi.
f. Baterai, berkaitan dengan : sistem instalasi dan pengisian (charging).
g. Semua sistem di pesawat, berkaitan dengan : ketepatan instalasi , kondisi secara

umum, cacat yang nampak jelas, dan keamanan pemasangan.

3. Kelompok Mesin dan pelindung mesin.
a. Bagian-bagian mesin, berkaitan dengan :bukti visual kelebihan pelumas, bahan bakar,

atau kebocoran hidrolik, dan sumber kebocoran tersebut.
b. Baut tanam dan mur (Studs and nuts), berkaitan dengan ketepatan torsi (torque) dan

cacat yang nampak.




c. Bagian dalam mesin, berkaitan dengan : kompresi silinder ,partikel logam atau benda

asing pada saringan (filter) dan tutup wadah pembuangan. Jika kompresi silinder

lemah, periksa dengan benar kondisi internal dan ketidak layakan toleransi komponen-

komponen bagian dalam
d. Gantungan mesin, berkaitan dengan : retakan, longgarnya tempat pemasangan, dan

kelonggaran mesin saat pemasangan.
e. Peredam getaran fleksibel ,berkaitan dengan : kondisi dan kerusakan.
f. Pengontrol mesin (control lever), berkaitan dengan: kondisi cacat, pergerakan yang

tepat, dan pengamanan yang tepat.
g. Saluran, selang, dan klem, berkaitan dengan : kebocoran, kondisi, dan kelonggaran.

h. Saluran /cerobong pembuangan ( exhaust stack) berkaitan dengan : keretakan ,

kecacatan , dan kondisi pemasangannya.
i. Aksesoris berkaitan dengan :cacat yang jelas dalam keamanan pemasangannya.
j. Semua sistem di pesawat, berkaitan dengan : instalasi yang tepat, kondisi cacat secara

umum,dan kemanan pemasangannya.
k. Penutup mesin (Cowling) berkaitan dengan masalah : retak dan cacat.
l. Menghidupkan engine di darat (ground ) dan mengecek fungsi sistem control dan

instrument mesin, berkaitan dengan hal : pengecekan semua kontrol mesin

( powerplant) dan sistem untuk melihat respon yang benar, semua instrumen dapat

beroperasi dan indikasi/penunjukannnya benar.



4. Kelompok roda pendarat (landing gear )
a. Semua unit, berkaitan dengan : kondisi dan keamanan pemasangannya.
b. Perangkat Penyerap goncangan /peredam kejut berkaitan dengan ketepatan level fulida.
c. Rangkaian sambungan (Linkage), penopang, dan bagian-bagian lainya, berkaitan dengan

keausan yang berlebihan, kelelahan, dan distorsi.
d. Mekanisme sistem pelipatan dan penguncian (Retraction and lock mechanism) ,

berkaitan dengan sistem operasi yang benar.
e. Saluran hidrolik , berkaitan dengan kebocoran.
f. Sistem kelistrikan , berkaitan dengan operasi switch yang benar.
g. Roda (wheel) berkaitan dengan kondisi : retak, cacat, dan bantalan.
h. Ban, melihat kondisi : sobek (wear) dan terkelupas (cuts).
i. Rem , berkaitan dengan penyetelan yang tepat.
j. Pelampung dan sepatu luncur (ski boots), berkaitan dengan : keamanan pemasangan dan

cacat yang kelihatan .


5. Bagian sayap dan tengah sayap (Wing and center section) .
a. Semua komponen , berkaitan dengan kondisi dan keamanan.
b. Kain dan kulit penutup , berkaitan dengan kerusakan, distorsi,bukti lain dari kegagalan,

dan keamanan pemasangannya.
c. Struktur dalam /internal (spar, rib ), berkaitan dengan masalah :keretakan, bengkokan,

dan keamanan.
d. Bidang-bidang yang bergerak (movable surfaces) , hal-hal yang harus diperiksa antara

lain : kerusakan atau cacat pada kain atau kulit penutup , pemasangan dan pergerakan

yang benar.

e. Mekanisme sistem control , berkaitan dengan : kebebasan pergerakan, keselarasan

gerak, dan keamanan.
f. Kabel pengontrol , berkaitan dengan : ketegangan yang tepat, alur bentangan kabel (rute)

tepat melalui fairleads dan pulley.


6. Kelompok bagian ekor pesawat udara (empennage).
a. Bidang yang tidak bergerak (fixed surface) , hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

kerusakan atau cacat, kelonggaran sistem pengikat (fastener), dan keamanan

pemasangannya.
b.Bidang kontrol yang bergerak , meliputi hal-hal : kerusakan atau cacat , kelonggaran

system pengikat (fastener), kekendoran kain , atau pergeseran/distorsi kulit penutup.
c. Kain atau kulit meliputi hal-hal : pengikisan/abrasi, sobek , luka atau cacat, pergeseran

/distorsi, dan kerusakan.


7. Kelompok baling-baling (Propeller).
a. Rakitan baling-baling ( Propeller assembly) hal-hal yang harus diperhatikan : retak,

goresan, bengkokan (bends), dan kebocoran minyak (hydraulic).
b. Baut , hal yang harus diperhatikan : member torsi dan pengamanan yang benar.
c. Perangkat Anti-icing , hal harus diperhatikan antara lain : cara kerja yang tepat dan

kerusakan yang terjadi .


d. Pengontrolan mekanisme pengoperasi yang tepat, mengamankan mounting, dan

pergerakannya


8. Kelompok komunikasi dan navigasi .
a. Peralatan radio dan elektronik , hal yang perlu diperhatikan: instalasinya benar dan

pemasangannya aman.
b. Jaringan pengawatan , hal yang harus diperhatikan : alur yang tepat, pemasangan aman,

dan pemeriksaan kerusakan.
c. Bonding dan perisai(shielding), hal harus diperhatikan : kebenaran instalasi dan

pemeriksaan kondisinya.
d. Antena, hal yang harus diperhatikan : cek kondisinya, pemasangannya aman, dan

operasinya benar.


9. Miscellaneous.
a. Peralatan darurat dan peralatan pertolongan pertama, hal yang harus diperhatikan :

kondisi umum dan penyimpanan yang tepat.
b. Parasut, rakit, flare, dan sebagainya: periksa sesuai dengan rekomendasi pabrik

/pembuat.
c. Autopilot sistem , hal yang harus diperhatikan : kondisi secara umum, keamanan

pemasangannnya, dan ketepatan cara kerjanya .



Daftar checklist seperti yang dijelaskan di atas, akan diperlukan dalam berbagai pemeriksaan (inspection). Setiap perusahaan jasa transportasi penerbangan, harus melakukan berbagai pemeriksaan terhadap armada pesawatnya , agar dapat menjamin kelayakan terbang pesawat yang dimilikinya. Format dan item pemeriksaan setiap perusahaan penerbangan mungkin masing-masing tidak persis sama dan tergantung pada kiblat aturan mana yang digunakan , apakah FAA atau EASA dan sebagainya. Namun demikian secara garis besar item-item pokok yang paling penting dalam pemeliharaan relatif sama .



Berdasar EASA part 45 dan FAA ,ada beberapa macam pemeriksaan yang dilakukan dalam pemeliharaan pesawat udara antara lain :

1. Pemeriksaan harian ( Daily check)

2. Pemeriksaan saat singgah/transit (Transit check)

3. Pemeriksaan mingguan (Weekly check)

4. A-check

5. B-check

6. C-check

D-check

Transformator dan Rectifier (Listrik)

Pengertian transformator

Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC).Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.

 

Rectifier (Penyearah)

Pengertian penyearah

Penyearah adalah rangkaian elektronika yang berfungsi menyearahkan gelombang arus listrik. Arus listrik yang semula berupa arus bolak-balik (AC) jika dilewatkan rangkaian Penyearah akan berubah menjadi arus searah (DC).

Induksi Listrik

Pengertian induksi listrik

Induksi listrik adalah suatu benda yang tadinya netral atau (tidak bermuatan listrik) menjadi bermuatan listrik karena akibat adanya pengaruh dari gaya listrik atau dari benda yang bermuatan lain dan didekatkan padanya


Macam- macam induksi listrik

1. Induksi sendiri (Self induction).


Induksi sendiri adalah munculnya tegangan listrik pada suatu kumparan pada saat terjadinya perubahan arah arus.






2. Induksi mutual (Mutual induction)

.

gaya gerak listrik Medan magnet akan mengembang walaupun hanya dalam waktu yang sangat singkat dan memotong kawat penghantar yang kedua.




3. Induksi Elektromagnetik.


Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat adanya perubahan fluks magnetic. Fluks magnetic adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang.

Tangki Fluida pada Sistem Hidrolis (Reservoir)

—Reservoir sebagai penyimpanan fluida hidrolis untuk mengoprasikan sistem. Dengan cara meletakkan tangki ditempat yang paling tinggi dari sistem hidrolisnya. Dengan begitu fluida hidrolis dalam tangki dengan gaya gravitasinya akan mengalir dan mengisi pompa motor. Tangki hidrolis berbentuk silinder atau segi empat. Bahan tangki hidrolis biasanya berbahan alumunium.

—Tangki hidrolis ada juga yang bertekanan, dengan memberikan udara kedalam tangki diatas permukaan cairan hidrolis. Udara bertekanan diperoleh dari motor pesawat dengan tekanan 100 psi. Tekanan ini antara 5-15 psi. Tugas dari tangki hidrolis bertekanan untuk meyakinkan aliran cairan hidrolis secara positif ke power pump. Hal ini memungkinkan pompa akan sangat menderita, karna kurangnya pelumasan.

Komponen - komponen utama dari tangki hidrolik adalah:—
1. Fill Cap berfungsi untuk menjaga kotoran masuk lewat lubang yang dipakai untuk mengisi dan menambah oli ke dalam tangki dan juga untuk menjaga dan menutup tangki.

2. —Sight Glass digunakan untuk men cek level / permukaan dari oli. Level oli yang baik berada ditengah - tengah sight glass.
 
3. —Supply and Return Lines. merupakan sistem yang memungkinkan oli mengalir dari tangki ke sistem hidrolik (supply lines) dan dari sistem hidrolik ke tanki hidrolik (returnlines).
 
4. —Drain atau saluran pembuangan digunakan untuk membuang oli lama dari tangki hidrolik dan juga untuk membuang endapan air didlam tangki.

Sistem Oksigen dalam Pesawat Udara


Oksigen adalah gas yang sangat penting dari atmosfir, semakin bertambah ketinggian, udara semakin tipis dan tekanan udara berkurang. Hasilnya , jumlah oksigen yang dapat mendukung fungsi kehidupan berkurang.

Sistem oksigen pesawat udara dilengkapi untuk mensuplay sejumlah oksigen yang diperlukan untuk menjaga kecukupan konsentrasi oksigen sehingga aktivitas normal pada ketinggian sekitar 40000 ft. 




Bagaimanapun untuk pencegahan, perlengkapan sistem oksigen dipasang untuk penggunaan jika presurisasi kabin tidak berfungsi. Oxygen untuk penerbangan harus bebas dari uap air. Dengan demikian fungsi sistem oksigen adalah :

o Emergency, jika kehilangan tekanan secara cepat

o Smooky condition ( kondisi berasap )

o First aid / theraputic / health (pertolongan pertama/terapi/kesehatan)



Oksigen disimpan dalam tabung oksigen tekanan tinggi atau rendah. Semua tabung tekanan tinggi diidentifikasi berwarna hijau dan bertuliskan “AVIATORS’ BREATHING OXYGEN”.

Tabungnya bisa diisi sampai tekanan 2000 psi, tetapi normalnya diisi dengan tekanan 1800 sampai 1850 psi. selinder oksigen sering dilengkapi dengan piringan yang didisain akan pecah jika tekanan selinder naik dan tidak aman serta mengalir ke luar pesawat bahkan berbahaya saat naiknya tekanan.


PSU ( Passenger Service Unit ) pintu terbuka otomatis, oksigen mengalir terus walaupun tidak dihisap.

Vertical speed yang nyaman 500 ft/mnt

Bila terjadi decompressi dari ketinggian 40.000 ft harus ke ketinggian 8000 ft, perlu turun 32.000 ft

Oksigen untuk passenger à 15 menit à 32.000 / 15 = 2100 ft/mnt (kecepatan turun)

Untuk pilot oksigen harus cukup untuk satu kali penerbangan

Untuk co pilot oksigen harus cukup untuk setengah perjalanan


Keperluan oksigen à 2,5 liter/menit s/d 5 liter/menit

Kelengkapan PSU

- oksigen

- lampu baca

- pemanggil petugas dan speaker


di atas PSU ada storage bins (tempat penyimpanan barang penumpang)

Hypoxia adalah ketidak normalan dari badan, pikiran karena kekurangan oksigen
Diluter demand regulator memberikan oksigen bila pemakai menghisap dengan napasnya sendiri.

Jenis oksigen

- Oksigen gas

- Oksigen cair

- Oksigen padat



kelebihan oksigen padat
compact
tempat lebih sedikit
satu kali pakai (harus diganti)
perawatan mudah ( tidak ada tubing )

Oksigen padat bersumber bahan kimia, sodium chlorate, formulanya Na Cl O3. Jika dipanaskan sampai suhu 4780 F, sodium chlorate berubah 45% dari beratnya menjadi gas oksigen. Memerlukan panas untuk memisahkan sodium chlorate oleh besi yang dicampur dengan chlorate. Bagian inti terdiri atas sodium chlorate, besi dan beberapa bahan lain dicampur dan dicetak dalam bentuk selinder. Sekelilingnya dibungkus bahan berpori. Pemicu akan membakar ujung dari inti, dan akan memanaskan sodium chlorate yang akhirnya menghasilkan gas oksigen



Inverter (Listrik)

Inverter
            Inverter digunakan pada sistem pesawat terbang untuk merubah DC power menjadi AC. Sumber AC tersebut digunakan untuk keperluan terutama instrumen-instrumen, radio, radar, dan keperluan lainnya. Inverter biasanya menghasilkan arus yg berfrekuensi 400cps.
            Ada dua
macam :
1.    Rotary Inverter
2.    Static Inverter

1.    Rotary Inverter
Rotary Inverter mempunyai bermacam-macam ukuran,tipe,dan bentuk. Inveter terdiri dari sebuah motor DC dan generator AC dalam satu unit. Satu tipe rotary inverter yg umum adalah inverter permanen magnet.

2.    Static Inverter
Penggunaan inverter sangat pesat kemajuannya sehingga pesawat kecilpun memakai static inverter, dan dengan kemajuan teknologi memungkinkan statis inveter dapat memenuhi kebutuhan yang tadinya dipenuhi oleh Rotay Inverter.


Block Diagram Static Inverter


Berikut ialah beberapa  sifat dari static inverter :
1.    Efesiensinya tinggi
2.    Rendah perawatanya dan tahan lama
3.    Tidak membutuhkan waktu untuk pemanasan
4.    Mampu start dalam keadaan berbeban
5.    Tidak berisik

6.    Cepat memberikan reaksi setiap beban

Motor Listrik AC

Motor Arus Bolak-Balik (Motor AC)
Motor arus bolak-balik (motor AC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus bolak-balik (listrik AC) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik berupa putaran daripada rotor. Motor listrik arus bolak-balik dapat dibedakan atas beberapa jenis. Pembagian motor listrik disini didasarkan pada bermacam-macam tinjauan.
A. Hubungan putaran motor dengan frekuensi
Bila ditinjau dari hubungan antara putaran dan frekuensi/putaran fluks magnet pada stator, maka motor AC dapat dibedakan atas :
1.      Motor Sinkron (motor serempak)
Disebut motor sinkron, karena putaran motor sama dengan putaran fluk magnet pada stator, sesuai dengan persamaan :
Dimana :
n = jumlah putaran tiap menit (r.p.m)
F = frekuensi
P = jumlah kutub
Pada motor sinkron, motor tidak dapat berputar dengan sendirinya walaupun pada lilitan statornya telah dihubungkan dengan sumber tegangan. Agar motor sinkron dapat berputar, diperlukan penggerak permulaan. Sebagai penggerak permulaan biasanya dikerjakan oleh mesin lain.
1.     Motor Asinkron (motor tak serempak)
Disebut motor asinkron, karena putaran motor tidak sama dengan putaran fluk magnit stator, atau dengan kata lain bahwa antara rotor dengan fluks magnit stator terdapat selisih perputaran yang disebut slip. Jadi padamotor asinkron jumlah putaran motor dapat ditulis dengan persamaan :
B. Cara penerimaan tegangan dan arus
Ditinjau dari segi cara rotor menerima tegangan atau arus listrik, motor AC dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1.     Motor AC yang rotornya menerima tegangan secara langsung
Motor jenis ini biasanya dijumpai pada motor universalmotor DC. Pada motor jenis ini, tegangan listrik diberikan secara langsung dari sumber tegangan melalui suatu sambungan listrik secara langsung (bukan berdasarkan prinsip induksi)
1.     Motor Induksi
Disebut motor induksi, karena dalam hal penerimaan tegangan dan arus listrik pada rotor dilakukan dengan prinsip induksi listrik. Sehingga tidak ada sambungan langsung antara bagian rotor dengan sumber tegangan listrik.
C. Jumlah phasa tegangan sumber
Ditinjau dari jumlah phase tegangan sumber yang digunakan untuk mensuplai motor, maka motor listrik AC dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1.     Motor 1 phasa
Dinamakan motor 1 phasa, karena untuk menghasilkan tenaga mekanik, pada motor tersebut dimasukkan tegangan 1 phasa. Di dalam hal praktek kita sering menjumpai motor 1 phasa dengan lilitan 2 phasa. Dikatakan demikian karena dalam motor 1 phasa, lilitan stator-nya terdiri dari 2 jenis lilitan, yaitu lilitan pokok dan lilitan bantu. Kedua jenis lilitan tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga walaupun arus yang mengalir pada motor adalah arus/tegangan 1 phasa, tetap akan mengakibatkan arus yang mengalir pada masing-masing lilitan mempunyai perbedaan lhasa. Atau dengan kata lain, bahwa arus yang mengalir pada lilitan pokok dan lilitan bantu tidak sephasa. Motor 1 phase yang seperti ini disebut motor phase belah.
1.     Motor 3 phasa
Disebut motor 3 phasa, karena untuk menghasilkan tenaga mekanik tegangan yang dimasukkan ke motoradalah tegangan 3 phasa. Ditinjau dari jenis rotor yang digunakan, motor jenis ini dikelompokkan dalam 3 jenis, yaitu :
1.      
1.     Motor dengan rotor lilit
2.     Motor dengan rotor sangkar tupai
3.     Motor kolektor
Sebagai alat penggerak, motor-motor listrik lebih unggul daripada alat-alat penggerak jenis lain, karena motor-motor listrik dapat dikonstruksi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan karakteristik-karakteristik penggerakan, antara lain :
·          
1.     Bisa dibuat dalam berbagai ukuran tenaga
n dan bahkan kalau diinginkan bisa dilayani dari jarak jauh (remote control). Pemakaian motor listrik sebagai alat penggerak memungkinkan dilakukan secara otomatis, sehingga dapat menekan biaya tenaga kerja.
Setiap motor listrik, sudah mempunyai klasifikasi tertentu, sesuai dengan maksud penggunaannya sebagai alat penggerak sesuai dengan kebutuhannya. Klasifikasi tiap motor dapat diketahui dari data yang tertera padaname plate yang terpasang pada motor tersebut.
Prinsip Motor Induksi
A. Fluks Magnit Stator pada motor 3 phasa
Pada motor 3 phasa, lilitan stator tidak berbeda dengan lilitan stator pada generator arus bolak-balik 3 phasa. Karena pada lilitan stator dimasukkan arus listrik bolak-balik, maka di sekitar stator juga terjadi fluks magnit yang berubah-ubah pula.
Jadi pada motor arus bolak-balik kutub magnitnya berputar. Untuk jelasnya, prinsip terbentuknya medan magnit yang berputar pada motor 3 phasa dapat dilihat pada b 2.
A1 – A2 = lilitan phase I
B1 – B2 = lilitan phase II
C1 – C2 = lilitan phase III
Pada kedudukan 1 
Arah arus pada sisi kumparan A1 menjauhi kita.
Arah arus pada sisi kumparan A2 mendekati kita.
Arah arus pada sisi kumparan B1 mendekati kita.
Arah arus pada sisi kumparan B2 menjauhi kita.
Arah arus pada sisi kumparan C1 mendekati kita.
Arah arus pada sisi kumparan C2 menjauhi kita.
Arah arus pada sisi kumparan B2, A1, C2 menjauhi kita, sehingga terbentuk medan-medan magnit yang searah dengan arah putaran jarum jam. Sebaliknya arah arus pada sisi kumparan C1, A2, B1 mendekati kita, sehingga terbentuk medan-medan magnit yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Oleh karena itu, secara keseluruhan arah fluks magnitnya, a.
Pada kedudukan 2, harga IA positif, IB positif dan IC negatif.
Pada kedudukan 3, harga IA negatif, IB positif dan IC negatif.
Pada kedudukan 4, harga IA negatif, IB positif dan IC positif.
Perhatikan arah-arah arus, arah fluks magnitnya pada kedudukan 1,2,3 dan 4.  ternyata kutub-kutub magnit selalu berpindah atau dengan kata lain fluks magnit stator berputar.
B. Fluks Magnit Stator pada motor 1 phasa
Pada motor 3 phasa dapat dilihat bahwa fluks magnit yang terbentuk di sekitar stator merupakan medan magnit yang berputar karena listrik yang dimasukkan pada lilitan stator sudah merupakan arus listrik yang berputar. Tetapi lain halnya dengan medan magnit yang terbentuk di sekitar stator pada motor 1 phasa. Di mana fluks magnit hanya bergantian arah saja, sehingga menyulitkan bagi motor pada saat start.
Untuk itu diperlukan bantuan yang pada prinsipnya dilakukan dengan jalan membentuk medan magnit baru yang tidak sephase dengan medan magnit lilitan utama (harus terdapat aliran arus listrik baru yang tidak sephase dengan arus listrik yang mengalir pada lilitan utama), yang berarti harus terdapat lilitan kedua yang terpisah dari lilitan utama.
Jadi pada motor tersebut meskipun meskipun menggunakan listrik 1 phasa, tetapi tidak demikian yang terjadi di dalam lilitan stator. Di dalam lilitan stator terdapat listrik 2 phasa masing-masing pada lilitan utama (main winding) dan lilitan bantu (auxiliary winding). Apabila motor telah berjalan normal maka lilitan bantu dapat dilepas (tidak digunakan lagi). Untuk membentuk adanya dua arus listrik yang berbeda phasa, dapat digunakan penggeser phasa yaitu induktor atau kapasitor.
C. Prinsip Kerja Motor Induksi
a.  Apabila sumber tegangan 3 phasa dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan magnit putar dengan kecepatan
b. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor
c. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi.
d. Karena batang konduktor pada rotor merupakan rangkaian tertutup, maka GGL tersebut akan menyebabkan terjadinya aliran arus listrik (I)
e. Adanya arus (I) pada batang konduktor yang berada di dalam medan magnit akan menimbulkan gaya (F) pada rotor.
f. Bila kopel gaya mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar pada stator.
g. Seperti telah dijelaskan, GGL induksi timbul karena terpotongnya batang konuktor (rotor) oleh medan magnit putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan putar rotor (nr).
h. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip, dinyatakan dengan :
i. Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
j. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.
Motor Satu Phasa
Motor 1  phasa dengan kekuatan kurang dari 1 PK dewasa ini banyak dipergunakan di rumah tangga, kantor, pabrik, bengkel maupun perusahaan-perusahaan. Motor 1 phasa dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan konstruksi/cara kerjanya.
A. Motor Induksi (induction motor)
1.  Motor phase belah (split phase motor)
Motor kapasitor (capasitor motor)
a. start capasitor
b. permanent capasitor
2. Motor kutub bayangan (shaded pole motor)
B. Motor Repulsi (Repulsion Motor)
1.  Induksi repulsi (repulsion induction)
2. Start repulsi (repulsion start)
C. Motor Seri (universal motor/AC, DC motor, series motor)
Motor Induksi Satu Phasa
Pada motor induksi 3 phasa dapat dilihat bahwa fluks magnit yang terbentuk di sekitar stator merupakan medan magnit yang berputar. Akan tetapi, lain halnya dengan medan magnit yang terbentuk pada kumparansatu phasa, dimana fluks magnit hanya bergantian saja, sehingga meyulitkan bagi motor sewaktu mula-mula dijalankan (start). Untuk memperbesar daya bagi perputaran motor sewaktu start, maka untuk itu diperlukan bantuan, yang pada prinsipnya dilakukan dengan jalan membentuk medan magnit baru yang berbeda arah dengan medan magnit utama. Dalam hal ini, berarti harus terdapat aliran arus listrik baru yang tidak sephase dengan arus listrik yang mengalir pada kumparan utama (main winding) yang berarti harus ada kumparankedua yang terpisah dari kumparan utama.
Oleh karena itu sebenarnya pada motor spilt phase menggunakan listrik 1 phasa, tetapi di dalam lilitan stator terdapat arus listrik 2 phase, yang mengalir pada kumparan utama dan kumparan kedua. Kumparan kedua ini umumjnya dinamakan kumparan bantu (auxiliary winding).
Untuk membentuk adanya dua arus listrik yang berbeda phasa, digunakan sebuah penggeser phase, sehingga dari tegangan listrik 1 phasa yang dimasukkan maka di dalam motor terbentuk listrik 2 phasa. Umumnya hal ini dapat dilakukan dengan memasang seri pad kumparan bantu sebuah rangkaian kumparan (induktor) atau dengan menggunakan kapasitor.
1. Rotor
Jenis rotor yang banyak digunakan pada motor induksi adalah rotor sangkar tupai. Pada prinsipnya rotor sangkar tupai disusun dari batang-batang konduktor yang kedua ujungnya disatukan oleh cincin yang dibuat dari bahan konduktor pula sehingga bentuknya menyerupai dengan sangkar tupai.
a. Prinsip rotor sangkar tupai
b. Pelat dari rotor
Badan rotor terdiri dari pelat berlapis-lapis. Dari luar nampaknya rotor sangkar seolah-olah hanya silinder yang pejal.
Untuk pendinginan dari motor pada bagian tepi dari rotor dilengkapi dengan daun-daun kipas sehingga kalau rotor berputar aliran udaranya akan membantu proses pendinginan motor. Susunan dari batang-batang ada yang sejajar dengan sumbu (poros), kadang-kadang ada juga yang tidak  sejajar dengan sumbu, agak miring (skew). Selain rotor sangkar tupai, pada motor induksi ada juga yang menggunakan rotor lilit (motor slip ring).
2. Motor Phase belah
Motor phase belah memiliki kumparan utama dan kumparan bantu yang letaknya bergeser 90 O listrik dan disambung paralel.

a. Letak kumparan utama dan kumparan bantu pada stator
b. Bagan hubungan kumparan utama dengan kumparan bantu
c. Diagram vektor
bahwa letak kumparan utama dan kumparan bantu bergeser 90 O listrik.
Selain tersebut diatas, diusahakan pula agar arus pada kedua kumparan bergeser sebesar mungkin (teoritis 90O listrik) dengan demikian seolah-olah seperti dua phasa. Dua arus dalam kumparan inilah yang akan menimbulkan medan magnit berputar dan menyebabkan motor akan berputar dengan sendirinya (self starting).
Pada motor phasa belah, kumparan utama mempunyai tahanan murni rendah dan reaktansi tinggi, sebaliknyakumparan bantu memiliki tahanan murni tinggi dan reaktansi rendah. Tahahan murni kumparan bantu dapat diperbesar dengan menambah R yang disambung seri dengannya atau menggunakan kumparan dengan kawat yang diameternya sangat kecil.
Untuk memutuskan aliran arus listrik kek kumparan bantu dilengkapi dengan saklar S yang dihubungkan seri dengan kumparan bantu. Alat ini secara otomatis akan memutuskan arus pada kumparan bantu setelahmotor mencapai kecepatan 75 % dari kecepatan penuh. Pada motor phasa belahyang dilengkapi saklar pemutus, biasanya yang dipakai adalah saklar sentrifugal. Ada juga yang menggunakan relay. 
Relay arus :

§  saat start, arus besar à kontak akan terhubung
§  sesudah berjalan, arus kecil à kontak akan terputus

Relay tegangan :
·          
o     
§  saat start, tegangan turun à kontak akan terhubung (NC)
§  sesudah berjalan, tegangan normal à kontak akan terbuka
Untuk membalik arah putaran motor dapat dilakukan dengan membalik arah arus pada kumparan bantu atau membalik arah arus pada kumparan utama. Apabila paada kedua kumparan tersebut dibalik arah arusnya maka arah putaran tidak akan berubah. Pada umumnya yang dibalik adalah arah arus pada kumparan bantu.
Arah vektor medan paduan (yang disebabkan oleh arus pada kumparan utama Iu dan arus pada kumparanbantu Ib) pada titik t1, t2, t3, t4, t5, t6, t7, t8 dan t9 
Untuk lebih jelasnya hubungan kumparan-kumparan, digambar dengan diagram (

- Copyright © My simple blog - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -