Archive for Desember 2014
Pemerintahan Thomas Stamford Raffles di Indonesia
Pada tahun 1811n
pimpinan ingris di india, lord memerintahkan Thomas Stamford Raffles untuk
menduduki penang (Malaya) untuk menguasai pulau jawa. Pada tanggal 26 agustus
1811 dan 28 september 1811 Belanda menyerah melalui kapitulasi tuntang. Isi
kapitulasi tuntang itu :
1. Pulau
jawa dan sekitarnya dikuasai oleh inggris
2. Semua
tentara menjadi tawanan inggris
3. Orang
belanda dapat menjadi pegawai di inggris
Rafffles
akhirnya diangkat menjadi letnan gubernur dengan tugas mengatur pemerintahan
dan peningkatan perdagangandan keamanan.
·
Bidang Pemerintahan
- membagi pulau jawa menjadi 18
Kerisedenan
- melarang adanya perbudakan
-
mempraktekan sistem yuris diksi dalam
pengadilan seperti di inggris
·
Bidang Perekonomian dan Keuangan
- melaksanan sistem sewa tanah atau (Land
Rente) sistem ini adalah inggris yang berkuasa atas semua tanah
- meneruskan usaha yang pernah dilakukan belanda
misalnya penjualan tanah serta penanaman kopi
Selain tindakan raffles di bidang
pemerintahan dan perekonomian Raffles juga berperan dalam keadaan alam di
Indonesia. Tindakan:
1. Membangun
gedung Harmoni (1728) Bataviaach Genootshoap
2. Menyusun
sejarah jawa yang berjudul history of java
3. Tindakan
yang paling merugikan Indonesia yaitu benda-benda purbakala di boyong untuk
memperkaya museum Calcuta di India
Raffles tidak bertahan lama. 1816 keadaan di
negeri jajahan rupanya sangat tergantung di negeri eropa. Untuk memulihkan
keadaan eropa maka diadakan kongres Wina pada tahun 1814. Diantara inggris dan
Belanda ditindak lanjuti :
·
Convention Of London (1814)
- Belanda menerima kembali jajahan
yang diserahkan dalam perjanjian Kapitulasi Tuntang
- Inggris memperoleh tanjung harapan
Srilanka dari inggris meninggalkan pulau jawa
·
Treaty Of London (1824)
- Belanda memberikan malaka kepada
inggris sebaliknya Inggris memberikan Bengkulu kepada Belanda
- Belanda dapat berkuasa di sebelah selatan garis
Paralel SIngapura sedangkan inggris di sebelah Utara
Pada
abad ke-18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ketiga jenis barang
komodity (tebu, kopi, dan the).Pada pertengahan abad ke-18 VOC mengalami
kemunduran karena beberapa sebab antara lain:
1.
Banyak pegawai VOC yang curang dan
korupsi
2.
Banyaknya pengeluaran
3.
Banyaknya gaji yang harus di bayar
4.
Bertambahnya saingan
5.
Perubahan Politik di Belanda dengan
berdirinya Republik Bataaf tahun 1795
6.
Pembayaran Devident ( keuntungan )
bagi pemegang saham
Berdasrkan alasan diatas akhirnya Voc bubar
pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta golden dan kekayaan di
tinggal berupa kantor,gedung, dan dagang.
Weekly Check pada Pesawat Udara
Hal-hal yang
harus dilakukan teknisi atau mekanik selama pelaksanaan weekly check antara lain :
1.Mengisi atau mengganti oil dan fluida , contohnya : hydraulic fluid , starter oil ,engine oil
,generator
drive fluid.
2. Pemeriksaan secara visual kondisi
umum untuk : Sistem di rangka pesawat (airframe
system), roda pendarat (
landing gear) , dan mesin pesawat (powerplant).
3. Pemeriksaan seluruh lampu pencahayaan (lighting system) baik untuk lampu bagian luar
maupun lampu bagian dalam
pesawat udara, sekaligus pengetesan dalam keadaan pesawat
dihidupkan (runing-aircraft)
4. Jika
diperlukan , dilakukan penggatian ban roda pesawat , juga penggatian fluida
untuk
sistem hidraulik, dan penggantian oil untuk
mesin pesawat udara.
Transit Check pada Pesawat Udara
Diantara jarak dan rute penerbangan kadang-kadang pesawat udara harus
melakukan singgah atau transit kesuatu pelabuhan udara, baik karena hal itu
kewajiban yang dilakukan sesuai rute terbang yang harus dilalui (flight
waypoint), atau karena alasan tertentu sehingga harus singgah.Selama waktu
singgah kurang lebih 40-45 menit, pesawat harus mengalami pemeriksaan yang
disebut transit check. Hal-hal yang
harus dilakukan teknisi atau mekanik selama pelaksanaan transit check antara
lain :
1.
Inspeksi berjalan
mengelilingi sekitar pesawat (walk around inspection) untuk mengecek kerusakan
yang nampak secara visual.
2.
Servicing yang
diperlukan , antara lain : fuel servicing,
oil servicing, oksigen servicing dsb.
3.
Koreksi terhadap
perbedaan atau keganjilan terhadap pesawat, misalnya: konstruksi badan, sayap, stabilizer, control surface , engine nacelle dll.
4.
Melaksanakan
tugas-tugas operasional lainnya yang ditetapkan untuk pemeriksaan sebuah
pesawat udara saat melakukan transit.
Personil di ground atau line maintenance harus berkualitas
atau kompeten sehingga dapat melakukan pra-penerbangan walk-around visual
pesawat dengan baik sesuai standar yang ditetapkan, dan para awak pesawat
melengkapi checklist pra-penerbangan di cockpit dan cabin pesawat. Kerja sama
yang baik antar teknisi dan awak kabin pesawat udara tersebut sangat
dibutuhkan, karena tindakan pencegahan ini akan membantu memastikan kelaikan
pesawat.
Inspeksi Harian pada Pesawat Udara (Daily Check)
Pemeriksaan harian merupakan jadwal pemeriksaan terendah dan terdiri dari : pemeriksaan pra- penerbangan, pemeriksaan pasca-penerbangan, cek layanan (service check) dan pemeriksaan malam hari. Ini adalah pemeriksaan pada pesawat terhadap kerusakan yang tampak nyata dan suatu kondisi yang buruk secara umum serta sesuatu yang dapat menggangu keamanan pesawat udara. Hal ini juga sebagai tindakan koreksi atas segala kondisi yang dilaporkan di dalam buku laporan pesawat (aircraft log-book) yang dibuat oleh pilot atau flight engineer.
Pemeriksaan harian membutuhkan peralatan khusus dan alat-alat untuk memastikan sebuah pesawat tetap layak terbang. Biasanya pemeriksaan harian dilakukan setiap 24 atau 48 jam sesuai akumulasi waktu penerbangan. Beberapa item pemeriksaan harian termasuk :
Ø Indikator Tail skid shock –strut
Ø Level fluida (Fuel and oil)
Ø Keamanan secara umum dan kebersihan cabin pesawat udara
Ø Peralatan darurat ( emergency equipment )
Untuk memberikan pemahaman yang lebih detil dan luas kepada siswa mengenai inspeksi harian terhadap pesawat udara, penulis memberikan contoh item-item inspeksi harian yang diterapkan oleh perusahaan jasa penerbangan.
Item-item inspeksi harian dibawah ini diambil dari ketentuan Civil Aviation Regulation (CAR) Schedule 5, yang isinya adalah :
1. Periksa bahwa saklar pengapian (ignition switch) posisi off, pengontrol campuran bahan bakar posisi minimal atau off , tuas (throttle) posisi menutup (close) dan pemilih saluran bahan bakar (fuel selector) posisi “on” .
2. Periksa bahwa baling-baling bebas dari kondisi : retak, bengkok dan torehan yang membahayakan, pastikan spinner baling-baling aman dan bebas dari retak, pastikan tidak ada kebocoran oli atau gemuk (grease) dari hub baling-baling atau actuating silinder dan pastikan hub baling-baling saat dilihat , tidak memiliki bukti segala kerusakan yang akan menghambat operasi yang aman.
3. Periksa bahwa sistem induksi dan semua inlet udara pendingin bebas dari gangguan.
4. Periksa bahwa mesin, saat dilihat, tidak memiliki kebocoran bahan bakar atau minyak dan sistem pembuangan dalam keadaan aman dan bebas dari keretakan.
5. Periksa bahwa kuantitas minyak berada dalam batas-batas yang ditentukan oleh produsen untuk operasi yang aman dan pastikan tutup pengisi minyak, dipstick dan panel inspeksi dalam keadaan aman.
6. Periksa bahwa penutup mesin (engine cowling) dan flap dalam kondisi aman.
7. Periksa bahwa ban roda pendarat bebas dari luka atau kerusakan lainnya, tidak memiliki lapisan yang terbuka dan, dengan inspeksi visual, pengisian tekanan udara sesuai.
8. Periksa bahwa oli untuk landing gear extension masih ada dalam batas normal dan yakinkan pintu roda pendarat dalam keadaan aman.
9. Periksa bahwa permukaan sayap dan badan pesawat bebas dari kerusakan dan pastikan panel inspeksi, bidang-bidang kendali/kontrol terbang dan perangkat kontrol terbang dalam keadaan aman.
10.Periksa bahwa struts utama dan bagian-bagian strut penyangga bebas dari kerusakan dan
pastikan kabel-kabel penguat ketegangannya sesuai.
11.Periksa bahwa kepala pitot dan lubang tekanan statis ( static ports) bebas dari hambatan
dan pastikan penutup pitot dilepas atau bebas untuk beroperasi.
12. Periksa bahwa tutup pengisian tangki bahan bakar, rantai, ventilasi dan panel akses
terkait dalam keadaan aman dan bebas dari kerusakan.
13. Periksa bahwa permukaan bidang empennage bebas dari kerusakan ,dan bidang control ,
kabel kontrol , batang kendali (control rods), terlihat aman.
14. Periksa bahwa permukaan stabilizer bebas dari kerusakan dan bahwa bidang kontrol,
kabel kontrol dan batang kendali, di mana terlihat, aman.
15. Periksa bahwa pengendali terbang (flight control), sistem trim dan perangkat penambah
lift beroperasi di ground dengan pergerakan penuh dan bebas dalam arti pergerakannya
benar.
16. Periksa bahwa radio dan antena dalam kondisi aman serta unit radio dan interwiring
aman.
17. Periksa bahwa lubang pembuangan bebas dari penghalang/obstruksi.
18 .Periksa bahwa tidak ada salju atau es pada sayap, permukaan ekor, stabilizer, baling-
baling atau kaca.
19. Periksa bahwa tangki dan filter bahan bakar bebas dari masalah air dan benda asing
dengan mengalirkan sejumlah bahan bakar ke dalam wadah transparan yang bersih.
20. Periksa kaca depan bersih dan bebas dari kerusakan.
21. Periksa bahwa instrumen bebas dari kerusakan, dapat dibaca dan kondisi aman.
22. Periksa bahwa sabuk pengaman (seat belt), gesper (buckles) dan gulungan inersia(inertia
reel) bebas dari kerusakan, aman dan berfungsi dengan benar.
Item-item pemeriksaan tersebut di atas dapat disusun dalam suatu table checklist oleh perusahaan jasa perawatan pesawat udara, untuk mempermudah mekanik atau teksnisi dalam melakukan inspeksi dan perawatan pesawat udara tersebut. Format untuk table daily inspection setiap perusahaan mungkin berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan, situasi dan kondisi dari masing-masing perusahaan.
Pemeriksaan harian membutuhkan peralatan khusus dan alat-alat untuk memastikan sebuah pesawat tetap layak terbang. Biasanya pemeriksaan harian dilakukan setiap 24 atau 48 jam sesuai akumulasi waktu penerbangan. Beberapa item pemeriksaan harian termasuk :
Ø Indikator Tail skid shock –strut
Ø Level fluida (Fuel and oil)
Ø Keamanan secara umum dan kebersihan cabin pesawat udara
Ø Peralatan darurat ( emergency equipment )
Untuk memberikan pemahaman yang lebih detil dan luas kepada siswa mengenai inspeksi harian terhadap pesawat udara, penulis memberikan contoh item-item inspeksi harian yang diterapkan oleh perusahaan jasa penerbangan.
Item-item inspeksi harian dibawah ini diambil dari ketentuan Civil Aviation Regulation (CAR) Schedule 5, yang isinya adalah :
1. Periksa bahwa saklar pengapian (ignition switch) posisi off, pengontrol campuran bahan bakar posisi minimal atau off , tuas (throttle) posisi menutup (close) dan pemilih saluran bahan bakar (fuel selector) posisi “on” .
2. Periksa bahwa baling-baling bebas dari kondisi : retak, bengkok dan torehan yang membahayakan, pastikan spinner baling-baling aman dan bebas dari retak, pastikan tidak ada kebocoran oli atau gemuk (grease) dari hub baling-baling atau actuating silinder dan pastikan hub baling-baling saat dilihat , tidak memiliki bukti segala kerusakan yang akan menghambat operasi yang aman.
3. Periksa bahwa sistem induksi dan semua inlet udara pendingin bebas dari gangguan.
4. Periksa bahwa mesin, saat dilihat, tidak memiliki kebocoran bahan bakar atau minyak dan sistem pembuangan dalam keadaan aman dan bebas dari keretakan.
5. Periksa bahwa kuantitas minyak berada dalam batas-batas yang ditentukan oleh produsen untuk operasi yang aman dan pastikan tutup pengisi minyak, dipstick dan panel inspeksi dalam keadaan aman.
6. Periksa bahwa penutup mesin (engine cowling) dan flap dalam kondisi aman.
7. Periksa bahwa ban roda pendarat bebas dari luka atau kerusakan lainnya, tidak memiliki lapisan yang terbuka dan, dengan inspeksi visual, pengisian tekanan udara sesuai.
8. Periksa bahwa oli untuk landing gear extension masih ada dalam batas normal dan yakinkan pintu roda pendarat dalam keadaan aman.
9. Periksa bahwa permukaan sayap dan badan pesawat bebas dari kerusakan dan pastikan panel inspeksi, bidang-bidang kendali/kontrol terbang dan perangkat kontrol terbang dalam keadaan aman.
10.Periksa bahwa struts utama dan bagian-bagian strut penyangga bebas dari kerusakan dan
pastikan kabel-kabel penguat ketegangannya sesuai.
11.Periksa bahwa kepala pitot dan lubang tekanan statis ( static ports) bebas dari hambatan
dan pastikan penutup pitot dilepas atau bebas untuk beroperasi.
12. Periksa bahwa tutup pengisian tangki bahan bakar, rantai, ventilasi dan panel akses
terkait dalam keadaan aman dan bebas dari kerusakan.
13. Periksa bahwa permukaan bidang empennage bebas dari kerusakan ,dan bidang control ,
kabel kontrol , batang kendali (control rods), terlihat aman.
14. Periksa bahwa permukaan stabilizer bebas dari kerusakan dan bahwa bidang kontrol,
kabel kontrol dan batang kendali, di mana terlihat, aman.
15. Periksa bahwa pengendali terbang (flight control), sistem trim dan perangkat penambah
lift beroperasi di ground dengan pergerakan penuh dan bebas dalam arti pergerakannya
benar.
16. Periksa bahwa radio dan antena dalam kondisi aman serta unit radio dan interwiring
aman.
17. Periksa bahwa lubang pembuangan bebas dari penghalang/obstruksi.
18 .Periksa bahwa tidak ada salju atau es pada sayap, permukaan ekor, stabilizer, baling-
baling atau kaca.
19. Periksa bahwa tangki dan filter bahan bakar bebas dari masalah air dan benda asing
dengan mengalirkan sejumlah bahan bakar ke dalam wadah transparan yang bersih.
20. Periksa kaca depan bersih dan bebas dari kerusakan.
21. Periksa bahwa instrumen bebas dari kerusakan, dapat dibaca dan kondisi aman.
22. Periksa bahwa sabuk pengaman (seat belt), gesper (buckles) dan gulungan inersia(inertia
reel) bebas dari kerusakan, aman dan berfungsi dengan benar.
Item-item pemeriksaan tersebut di atas dapat disusun dalam suatu table checklist oleh perusahaan jasa perawatan pesawat udara, untuk mempermudah mekanik atau teksnisi dalam melakukan inspeksi dan perawatan pesawat udara tersebut. Format untuk table daily inspection setiap perusahaan mungkin berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan, situasi dan kondisi dari masing-masing perusahaan.
Inspeksi Pesawat Udara (Aircraft Inspection)
Inspection adalah pengamatan secara kasat mata (visual ) dan pemeriksaan menggunakan manual yaitu menggunakan buku pedoman perawatan pesawat udara (aircraft maintenance manual book), untuk memastikan kondisi sebuah pesawat udara beserta komponen-komponennya.
Inspeksi pesawat dapat berkisar mulai dari pemeriksaan sederhana sekitar pesawat sampai pemeriksaan secara rinci yang membutuhkan pembongkaran secara menyeluruh dan penggunaan alat bantu pemeriksaan yang kompleks. Sebuah sistem inspeksi terdiri dari beberapa proses, termasuk laporan yang dibuat oleh mekanik atau pilot atau awak yang menerbangkan pesawat udara dan inspeksi reguler pesawat udara. Suatu sistem inspeksi dirancang untuk mempertahankan pesawat dalam kondisi terbaik. Inspeksi menyeluruh dan berulang harus dipertimbangkan sebagai tulang punggung dari program pemeliharaan yang baik. Inspeksi yang tidak terjadwal dan serampangan akan mengakibatkan kerusakan secara perlahan pada pesawat udara. Waktu yang dihabiskan dalam memperbaiki sebuah pesawat yang sering salah dalam penggunaan dan perawatannya total lebih lama dari pada waktu dibutuhkan untuk merawat pesawat yang selalu menjalani inspeksi dan pemeliharaan secara rutin.
Telah terbukti bahwa jika inspeksi dan pemeliharaan preventif dilakukan secara teratur dan terjadwal dapat menjamin kelaikan udara. Kegagalan operasi dan kerusakan peralatan akan bisa berkurang jika pemakaian secara berlebihan atau cacat minor dideteksi dan dikoreksi lebih awal. Pentingnya inspeksi dan penggunaan yang tepat dari catatan tentang inspeksi tersebut tidak bisa terlalu ditekankan.
Inspeksi airframe dan mesin dimulai dari inspeksi preflight sampai inspeksi secara rinci. Waktu interval dan periode pemeriksaan bervariasi sesuai dengan model pesawat yang digunakan dan jenis operasi yang dilakukan. Instruksi pabrik mengenai badan dan mesin pesawat harus dikonsultasikan saat membuat jadwal interval inspeksi.
Pesawat udara dapat diperiksa menggunakan jam terbang sebagai dasar untuk penjadwalan, atau menggunakan sistem inspeksi kalender. Di bawah sistem inspeksi kalender, pemeriksaan yang sesuai dapat dilakukan sesuai jumlah minggu dalam kalender. Pemeriksaan sistem kalender adalah sistem yang efisien menurut sudut pandang manajemen perawatan. Jadwal penggantian komponen dengan ketentuan batas jam operasi biasanya dilakukan selama inspeksi kalender jatuh mendekati batas jam operasi tersebut. Dalam beberapa kasus, batas jam terbang ditentukan untuk membatasi jumlah jam terbang selama interval kalender.
Pesawat yang beroperasi di bawah sistem jam terbang akan diperiksa ketika jumlah jam terbang tertentu sudah tercapai. Komponen yang dioperasikan dengan ketentuan batas jam terbang biasanya akan diganti setelah inspeksi kalender jatuh mendekati batas jam operasi tersebut.
Teknik / Praktek Pemeriksaan dasar
Sebelum memulai pemeriksaan, pastikan semua plates, pintu akses, fairings, dan cowling telah dibuka atau diganti dan struktur dibersihkan. Ketika membuka untuk memeriksa plates dan cowling dan sebelum membersihkan area sekitar, beri catatan mengenai kebocoran oil dan fluida lain.
Persiapan
Untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, kesepakatan tentang isi dokumen dan / atau referensi informasinya harus diakses dan dipelajari sebelum benar-benar dilaksanakan di pesawat untuk melakukan pemeriksaan. Logbooks yang ada di pesawat harus ditinjau untuk dijadikan sebagai latar belakang informasi dan sejarah pemeliharaan pesawat tertentu. Daftar periksaan atau checklist yang sesuai harus digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada item yang dilupakan atau diabaikan selama pemeriksaan. Selain itu, banyak publikasi tambahan yang tersedia, baik dalam bentuk hard copy atau dalam format elektronik untuk membantu dalam pemeriksaan. Publikasi tambahan ini dapat mencakup informasi yang disediakan oleh produsen pesawat dan mesin, produsen alat, bagian vendor, dan Federal Aviation Administration (FAA).
Log Pesawat (Catatan Kondisi Pesawat)
" Log pesawat," seperti yang digunakan dalam buku ini, adalah termasuk istilah yang berlaku untuk logbook pesawat dan semua catatan tambahan berkaitan dengan pesawat. Log book pesawat tersebut dibuat dalam berbagai format. Untuk pesawat kecil, log book berupa buku catatan berukuran kecil 5 "× 8" . Untuk pesawat yang lebih besar, logbooks berukuran lebih besar. Untuk pesawat udara yang telah dirawat dan diservis sejak lama cenderung memiliki beberapa logbooks.
Logbook pesawat adalah catatan di mana semua data mengenai pesawat dicatat. Informasi yang dikumpulkan di log ini digunakan untuk mengetahui kondisi pesawat, tanggal inspeksi, waktu ,di badan pesawat, mesin dan baling-baling. Hal ini mencerminkan sejarah semua peristiwa penting yang terjadi pada pesawat, komponen-komponennya, dan aksesoris, dan menyediakan tempat untuk menunjukkan kepatuhan pada FAA serta arahan kelaikan udara atau produsen ' yang terdapat dalam service buletin. Semakin komprehensif logbook dibuat , semakin mudah untuk memahami sejarah pemeliharaan pesawat.
Ketika pemeriksaan selesai, data-data harus dientri atau dicatat didalam logbook pesawat yang menyatakan bahwa pesawat dalam kondisi layak terbang atau mungkin harus segera diservis. Ketika melakukan entri pada buku catatan, berhati-hati khususnya untuk memastikan bahwa penulisan dapat jelas dipahami oleh siapa pun yang memiliki kepentingan untuk membacanya di masa yang akan datang. Juga, jika membuat entri catatan dengan cara ditulis tangan, gunakan tulisan tangan yang baik dan mudah dibaca. Untuk tingkat tertentu, organisasi, kelengkapan, dan penampilan dari logbook pesawat berdampak pada nilai pesawat. Logbooks yang berkualitas tinggi dapat mempengaruhi Nilai yang tinggi untuk pesawat.
Daftar Pemeriksaan ( Checklist)
Saat melakukan inspeksi harus menggunakan dokumen checklist. Format checklist bisa didesain oleh Anda sendiri, biasanya item-item yang harus diperiksa sudah dibuat oleh pembuat pesawat , atau model dan format checklist dapat diperoleh dari beberapa sumber lain. Checklist harus mencakup sebagai berikut:
1. Kelompok badan dan lambung (Fuselage and hull group).
a. Kulit pesawat (kain atau plat) ,berkaitan dengan : kerusakan,distorsi, bukti lain dari
kegagalan, dan kerusakan atau ketidak amanan pemasangan sambungan-sambungan.
b. Sistem dan komponen, berkaitan dengan : ketepatan instalasi, cacat yang jelas terlihat,
dan kepuasan operasi.
c. Tas pembungkus gas, tangki pemberat (ballast), berkaitan dengan kondisi bagian-
bagiannya.
2. Kelompok Cabin dan kokpit .
a. Yang bersifat Umum, berkaitan dengan hal : kebersihan dan peralatan yang longgar
yang harus diberi pengamanan .
b. Kursi dan sabuk pengaman, berkaitan dengan : kondisi dan keamananannya.
c. Jendela dan seal jendela ,berkaitan dengan kerusakan dan pecah.
d. Instrumen, berkaitan dengan : kondisi, pemasangan, penandaan, dan (bila
memungkinkan) untuk ketepatan sistem operasinya.
e. Pengontrol terbang dan mesin, berkaitan ketepatan instalasi dan operasi.
f. Baterai, berkaitan dengan : sistem instalasi dan pengisian (charging).
g. Semua sistem di pesawat, berkaitan dengan : ketepatan instalasi , kondisi secara
umum, cacat yang nampak jelas, dan keamanan pemasangan.
3. Kelompok Mesin dan pelindung mesin.
a. Bagian-bagian mesin, berkaitan dengan :bukti visual kelebihan pelumas, bahan bakar,
atau kebocoran hidrolik, dan sumber kebocoran tersebut.
b. Baut tanam dan mur (Studs and nuts), berkaitan dengan ketepatan torsi (torque) dan
cacat yang nampak.
c. Bagian dalam mesin, berkaitan dengan : kompresi silinder ,partikel logam atau benda
asing pada saringan (filter) dan tutup wadah pembuangan. Jika kompresi silinder
lemah, periksa dengan benar kondisi internal dan ketidak layakan toleransi komponen-
komponen bagian dalam
d. Gantungan mesin, berkaitan dengan : retakan, longgarnya tempat pemasangan, dan
kelonggaran mesin saat pemasangan.
e. Peredam getaran fleksibel ,berkaitan dengan : kondisi dan kerusakan.
f. Pengontrol mesin (control lever), berkaitan dengan: kondisi cacat, pergerakan yang
tepat, dan pengamanan yang tepat.
g. Saluran, selang, dan klem, berkaitan dengan : kebocoran, kondisi, dan kelonggaran.
h. Saluran /cerobong pembuangan ( exhaust stack) berkaitan dengan : keretakan ,
kecacatan , dan kondisi pemasangannya.
i. Aksesoris berkaitan dengan :cacat yang jelas dalam keamanan pemasangannya.
j. Semua sistem di pesawat, berkaitan dengan : instalasi yang tepat, kondisi cacat secara
umum,dan kemanan pemasangannya.
k. Penutup mesin (Cowling) berkaitan dengan masalah : retak dan cacat.
l. Menghidupkan engine di darat (ground ) dan mengecek fungsi sistem control dan
instrument mesin, berkaitan dengan hal : pengecekan semua kontrol mesin
( powerplant) dan sistem untuk melihat respon yang benar, semua instrumen dapat
beroperasi dan indikasi/penunjukannnya benar.
4. Kelompok roda pendarat (landing gear )
a. Semua unit, berkaitan dengan : kondisi dan keamanan pemasangannya.
b. Perangkat Penyerap goncangan /peredam kejut berkaitan dengan ketepatan level fulida.
c. Rangkaian sambungan (Linkage), penopang, dan bagian-bagian lainya, berkaitan dengan
keausan yang berlebihan, kelelahan, dan distorsi.
d. Mekanisme sistem pelipatan dan penguncian (Retraction and lock mechanism) ,
berkaitan dengan sistem operasi yang benar.
e. Saluran hidrolik , berkaitan dengan kebocoran.
f. Sistem kelistrikan , berkaitan dengan operasi switch yang benar.
g. Roda (wheel) berkaitan dengan kondisi : retak, cacat, dan bantalan.
h. Ban, melihat kondisi : sobek (wear) dan terkelupas (cuts).
i. Rem , berkaitan dengan penyetelan yang tepat.
j. Pelampung dan sepatu luncur (ski boots), berkaitan dengan : keamanan pemasangan dan
cacat yang kelihatan .
5. Bagian sayap dan tengah sayap (Wing and center section) .
a. Semua komponen , berkaitan dengan kondisi dan keamanan.
b. Kain dan kulit penutup , berkaitan dengan kerusakan, distorsi,bukti lain dari kegagalan,
dan keamanan pemasangannya.
c. Struktur dalam /internal (spar, rib ), berkaitan dengan masalah :keretakan, bengkokan,
dan keamanan.
d. Bidang-bidang yang bergerak (movable surfaces) , hal-hal yang harus diperiksa antara
lain : kerusakan atau cacat pada kain atau kulit penutup , pemasangan dan pergerakan
yang benar.
e. Mekanisme sistem control , berkaitan dengan : kebebasan pergerakan, keselarasan
gerak, dan keamanan.
f. Kabel pengontrol , berkaitan dengan : ketegangan yang tepat, alur bentangan kabel (rute)
tepat melalui fairleads dan pulley.
6. Kelompok bagian ekor pesawat udara (empennage).
a. Bidang yang tidak bergerak (fixed surface) , hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
kerusakan atau cacat, kelonggaran sistem pengikat (fastener), dan keamanan
pemasangannya.
b.Bidang kontrol yang bergerak , meliputi hal-hal : kerusakan atau cacat , kelonggaran
system pengikat (fastener), kekendoran kain , atau pergeseran/distorsi kulit penutup.
c. Kain atau kulit meliputi hal-hal : pengikisan/abrasi, sobek , luka atau cacat, pergeseran
/distorsi, dan kerusakan.
7. Kelompok baling-baling (Propeller).
a. Rakitan baling-baling ( Propeller assembly) hal-hal yang harus diperhatikan : retak,
goresan, bengkokan (bends), dan kebocoran minyak (hydraulic).
b. Baut , hal yang harus diperhatikan : member torsi dan pengamanan yang benar.
c. Perangkat Anti-icing , hal harus diperhatikan antara lain : cara kerja yang tepat dan
kerusakan yang terjadi .
d. Pengontrolan mekanisme pengoperasi yang tepat, mengamankan mounting, dan
pergerakannya
8. Kelompok komunikasi dan navigasi .
a. Peralatan radio dan elektronik , hal yang perlu diperhatikan: instalasinya benar dan
pemasangannya aman.
b. Jaringan pengawatan , hal yang harus diperhatikan : alur yang tepat, pemasangan aman,
dan pemeriksaan kerusakan.
c. Bonding dan perisai(shielding), hal harus diperhatikan : kebenaran instalasi dan
pemeriksaan kondisinya.
d. Antena, hal yang harus diperhatikan : cek kondisinya, pemasangannya aman, dan
operasinya benar.
9. Miscellaneous.
a. Peralatan darurat dan peralatan pertolongan pertama, hal yang harus diperhatikan :
kondisi umum dan penyimpanan yang tepat.
b. Parasut, rakit, flare, dan sebagainya: periksa sesuai dengan rekomendasi pabrik
/pembuat.
c. Autopilot sistem , hal yang harus diperhatikan : kondisi secara umum, keamanan
pemasangannnya, dan ketepatan cara kerjanya .
Daftar checklist seperti yang dijelaskan di atas, akan diperlukan dalam berbagai pemeriksaan (inspection). Setiap perusahaan jasa transportasi penerbangan, harus melakukan berbagai pemeriksaan terhadap armada pesawatnya , agar dapat menjamin kelayakan terbang pesawat yang dimilikinya. Format dan item pemeriksaan setiap perusahaan penerbangan mungkin masing-masing tidak persis sama dan tergantung pada kiblat aturan mana yang digunakan , apakah FAA atau EASA dan sebagainya. Namun demikian secara garis besar item-item pokok yang paling penting dalam pemeliharaan relatif sama .
Berdasar EASA part 45 dan FAA ,ada beberapa macam pemeriksaan yang dilakukan dalam pemeliharaan pesawat udara antara lain :
1. Pemeriksaan harian ( Daily check)
2. Pemeriksaan saat singgah/transit (Transit check)
3. Pemeriksaan mingguan (Weekly check)
4. A-check
5. B-check
6. C-check
D-check
Transformator dan Rectifier (Listrik)
Pengertian transformator
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC).Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC).Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Induksi Listrik
Pengertian induksi listrik
Induksi listrik adalah suatu benda yang tadinya netral atau (tidak bermuatan listrik) menjadi bermuatan listrik karena akibat adanya pengaruh dari gaya listrik atau dari benda yang bermuatan lain dan didekatkan padanya
Macam- macam induksi listrik
1. Induksi sendiri (Self induction).
Induksi sendiri adalah munculnya tegangan listrik pada suatu kumparan pada saat terjadinya perubahan arah arus.
Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat adanya perubahan fluks magnetic. Fluks magnetic adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang.
Induksi listrik adalah suatu benda yang tadinya netral atau (tidak bermuatan listrik) menjadi bermuatan listrik karena akibat adanya pengaruh dari gaya listrik atau dari benda yang bermuatan lain dan didekatkan padanya
Macam- macam induksi listrik
1. Induksi sendiri (Self induction).
Induksi sendiri adalah munculnya tegangan listrik pada suatu kumparan pada saat terjadinya perubahan arah arus.
2. Induksi mutual (Mutual induction)
.
gaya gerak listrik Medan magnet akan mengembang walaupun hanya dalam waktu yang sangat singkat dan memotong kawat penghantar yang kedua.
gaya gerak listrik Medan magnet akan mengembang walaupun hanya dalam waktu yang sangat singkat dan memotong kawat penghantar yang kedua.
3. Induksi Elektromagnetik.
Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat adanya perubahan fluks magnetic. Fluks magnetic adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang.
Tangki Fluida pada Sistem Hidrolis (Reservoir)
Reservoir sebagai penyimpanan fluida hidrolis untuk mengoprasikan sistem. Dengan cara meletakkan tangki ditempat yang paling tinggi dari sistem hidrolisnya. Dengan begitu fluida hidrolis dalam tangki dengan gaya gravitasinya akan mengalir dan mengisi pompa motor. Tangki hidrolis berbentuk silinder atau segi empat. Bahan tangki hidrolis biasanya berbahan alumunium.
Tangki hidrolis ada juga yang bertekanan, dengan memberikan udara kedalam tangki diatas permukaan cairan hidrolis. Udara bertekanan diperoleh dari motor pesawat dengan tekanan 100 psi. Tekanan ini antara 5-15 psi. Tugas dari tangki hidrolis bertekanan untuk meyakinkan aliran cairan hidrolis secara positif ke power pump. Hal ini memungkinkan pompa akan sangat menderita, karna kurangnya pelumasan.
Komponen - komponen utama dari tangki hidrolik adalah:
2. Sight Glass digunakan untuk men cek level / permukaan dari oli. Level oli yang baik berada ditengah - tengah sight glass.
4. Drain atau saluran pembuangan digunakan untuk membuang oli lama dari tangki hidrolik dan juga untuk membuang endapan air didlam tangki.
Tangki hidrolis ada juga yang bertekanan, dengan memberikan udara kedalam tangki diatas permukaan cairan hidrolis. Udara bertekanan diperoleh dari motor pesawat dengan tekanan 100 psi. Tekanan ini antara 5-15 psi. Tugas dari tangki hidrolis bertekanan untuk meyakinkan aliran cairan hidrolis secara positif ke power pump. Hal ini memungkinkan pompa akan sangat menderita, karna kurangnya pelumasan.
1. Fill Cap berfungsi untuk menjaga kotoran masuk lewat lubang yang dipakai untuk mengisi dan menambah oli ke dalam tangki dan juga untuk menjaga dan menutup tangki.
2. Sight Glass digunakan untuk men cek level / permukaan dari oli. Level oli yang baik berada ditengah - tengah sight glass.
3. Supply and Return Lines. merupakan sistem yang memungkinkan oli mengalir dari tangki ke sistem hidrolik (supply lines) dan dari sistem hidrolik ke tanki hidrolik (returnlines).
4. Drain atau saluran pembuangan digunakan untuk membuang oli lama dari tangki hidrolik dan juga untuk membuang endapan air didlam tangki.
Sistem Oksigen dalam Pesawat Udara
Oksigen adalah gas yang sangat penting dari atmosfir, semakin bertambah ketinggian, udara semakin tipis dan tekanan udara berkurang. Hasilnya , jumlah oksigen yang dapat mendukung fungsi kehidupan berkurang.
Sistem oksigen pesawat udara dilengkapi untuk mensuplay sejumlah oksigen yang diperlukan untuk menjaga kecukupan konsentrasi oksigen sehingga aktivitas normal pada ketinggian sekitar 40000 ft.
Bagaimanapun untuk pencegahan, perlengkapan sistem oksigen dipasang untuk penggunaan jika presurisasi kabin tidak berfungsi. Oxygen untuk penerbangan harus bebas dari uap air. Dengan demikian fungsi sistem oksigen adalah :
o Emergency, jika kehilangan tekanan secara cepat
o Smooky condition ( kondisi berasap )
o First aid / theraputic / health (pertolongan pertama/terapi/kesehatan)
Oksigen disimpan dalam tabung oksigen tekanan tinggi atau rendah. Semua tabung tekanan tinggi diidentifikasi berwarna hijau dan bertuliskan “AVIATORS’ BREATHING OXYGEN”.
Tabungnya bisa diisi sampai tekanan 2000 psi, tetapi normalnya diisi dengan tekanan 1800 sampai 1850 psi. selinder oksigen sering dilengkapi dengan piringan yang didisain akan pecah jika tekanan selinder naik dan tidak aman serta mengalir ke luar pesawat bahkan berbahaya saat naiknya tekanan.
PSU ( Passenger Service Unit ) pintu terbuka otomatis, oksigen mengalir terus walaupun tidak dihisap.
Vertical speed yang nyaman 500 ft/mnt
Bila terjadi decompressi dari ketinggian 40.000 ft harus ke ketinggian 8000 ft, perlu turun 32.000 ft
Oksigen untuk passenger à 15 menit à 32.000 / 15 = 2100 ft/mnt (kecepatan turun)
Untuk pilot oksigen harus cukup untuk satu kali penerbangan
Untuk co pilot oksigen harus cukup untuk setengah perjalanan
Keperluan oksigen à 2,5 liter/menit s/d 5 liter/menit
Kelengkapan PSU
- oksigen
- lampu baca
- pemanggil petugas dan speaker
di atas PSU ada storage bins (tempat penyimpanan barang penumpang)
Hypoxia adalah ketidak normalan dari badan, pikiran karena kekurangan oksigen
Diluter demand regulator memberikan oksigen bila pemakai menghisap dengan napasnya sendiri.
Jenis oksigen
- Oksigen gas
- Oksigen cair
- Oksigen padat
kelebihan oksigen padat
compact
tempat lebih sedikit
satu kali pakai (harus diganti)
perawatan mudah ( tidak ada tubing )
Oksigen padat bersumber bahan kimia, sodium chlorate, formulanya Na Cl O3. Jika dipanaskan sampai suhu 4780 F, sodium chlorate berubah 45% dari beratnya menjadi gas oksigen. Memerlukan panas untuk memisahkan sodium chlorate oleh besi yang dicampur dengan chlorate. Bagian inti terdiri atas sodium chlorate, besi dan beberapa bahan lain dicampur dan dicetak dalam bentuk selinder. Sekelilingnya dibungkus bahan berpori. Pemicu akan membakar ujung dari inti, dan akan memanaskan sodium chlorate yang akhirnya menghasilkan gas oksigen
Inverter (Listrik)
Inverter
Inverter digunakan pada sistem
pesawat terbang untuk merubah DC power menjadi AC. Sumber AC tersebut digunakan
untuk keperluan terutama instrumen-instrumen, radio, radar, dan keperluan
lainnya. Inverter biasanya menghasilkan arus yg berfrekuensi 400cps.
Ada dua
macam
:
1.
Rotary
Inverter
2.
Static
Inverter
1.
Rotary
Inverter
Rotary
Inverter mempunyai bermacam-macam ukuran,tipe,dan bentuk. Inveter terdiri dari
sebuah motor DC dan generator AC dalam satu unit. Satu tipe rotary inverter yg
umum adalah inverter permanen magnet.
2.
Static
Inverter
Penggunaan
inverter sangat pesat kemajuannya sehingga pesawat kecilpun memakai static
inverter, dan dengan kemajuan teknologi memungkinkan statis inveter dapat
memenuhi kebutuhan yang tadinya dipenuhi oleh Rotay Inverter.
Block Diagram Static
Inverter
Berikut
ialah beberapa sifat dari static
inverter :
1.
Efesiensinya
tinggi
2.
Rendah
perawatanya dan tahan lama
3.
Tidak
membutuhkan waktu untuk pemanasan
4.
Mampu
start dalam keadaan berbeban
5.
Tidak
berisik
6. Cepat memberikan reaksi setiap beban
Motor Listrik AC
Motor Arus
Bolak-Balik (Motor AC)
Motor arus
bolak-balik (motor AC) ialah suatu mesin yang berfungsi
mengubah tenaga listrik arus bolak-balik (listrik AC) menjadi tenaga gerak atau
tenaga mekanik berupa putaran daripada rotor. Motor listrik
arus bolak-balik dapat dibedakan atas beberapa jenis. Pembagian motor listrik disini didasarkan pada
bermacam-macam tinjauan.
A.
Hubungan putaran motor dengan frekuensi
Bila
ditinjau dari hubungan antara putaran dan frekuensi/putaran fluks magnet pada
stator, maka motor AC dapat dibedakan atas
:
1.
Motor Sinkron (motor serempak)
Disebut motor sinkron, karena putaran motor sama dengan putaran fluk magnet pada stator,
sesuai dengan persamaan :
Dimana :
n = jumlah putaran tiap menit (r.p.m)
F = frekuensi
P = jumlah kutub
Pada motor sinkron, motor tidak
dapat berputar dengan sendirinya walaupun pada lilitan statornya telah
dihubungkan dengan sumber tegangan. Agar motor sinkron
dapat berputar, diperlukan penggerak permulaan. Sebagai penggerak permulaan
biasanya dikerjakan oleh mesin lain.
1.
Motor Asinkron (motor tak serempak)
Disebut motor asinkron, karena putaran motor tidak sama dengan putaran fluk magnit
stator, atau dengan kata lain bahwa antara rotor dengan fluks magnit stator
terdapat selisih perputaran yang disebut slip. Jadi padamotor asinkron jumlah putaran motor dapat ditulis dengan persamaan :
B.
Cara penerimaan tegangan dan arus
Ditinjau
dari segi cara rotor menerima tegangan atau arus listrik, motor AC dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1.
Motor AC yang rotornya menerima
tegangan secara langsung
Motor jenis
ini biasanya dijumpai pada motor universal, motor DC.
Pada motor jenis ini, tegangan listrik diberikan secara
langsung dari sumber tegangan melalui suatu sambungan listrik secara langsung
(bukan berdasarkan prinsip induksi)
1.
Motor Induksi
Disebut motor induksi, karena dalam hal penerimaan
tegangan dan arus listrik pada rotor dilakukan dengan prinsip induksi listrik.
Sehingga tidak ada sambungan langsung antara bagian rotor dengan sumber
tegangan listrik.
C.
Jumlah phasa tegangan sumber
Ditinjau
dari jumlah phase tegangan sumber yang digunakan untuk mensuplai motor, maka motor listrik
AC dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1.
Motor 1 phasa
Dinamakan motor 1 phasa, karena untuk menghasilkan tenaga
mekanik, pada motor tersebut dimasukkan
tegangan 1 phasa. Di dalam hal praktek kita sering menjumpai motor 1 phasa dengan lilitan 2 phasa. Dikatakan
demikian karena dalam motor 1 phasa,
lilitan stator-nya terdiri dari 2 jenis lilitan, yaitu lilitan pokok dan
lilitan bantu. Kedua jenis lilitan tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga
walaupun arus yang mengalir pada motor adalah
arus/tegangan 1 phasa, tetap akan mengakibatkan arus yang mengalir pada
masing-masing lilitan mempunyai perbedaan lhasa. Atau dengan kata lain, bahwa
arus yang mengalir pada lilitan pokok dan lilitan bantu tidak sephasa. Motor 1 phase yang seperti ini disebut motor phase belah.
1.
Motor 3 phasa
Disebut motor 3 phasa, karena untuk menghasilkan tenaga
mekanik tegangan yang dimasukkan ke motoradalah tegangan
3 phasa. Ditinjau dari jenis rotor yang digunakan, motor jenis ini dikelompokkan dalam 3 jenis, yaitu
:
1.
1.
Motor dengan rotor lilit
2.
Motor dengan rotor sangkar tupai
3.
Motor kolektor
Sebagai
alat penggerak, motor-motor listrik
lebih unggul daripada alat-alat penggerak jenis lain, karena motor-motor listrik
dapat dikonstruksi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan
karakteristik-karakteristik penggerakan, antara lain :
·
1.
Bisa dibuat dalam berbagai ukuran tenaga
n dan bahkan kalau diinginkan bisa dilayani dari jarak jauh
(remote control). Pemakaian motor listrik
sebagai alat penggerak memungkinkan dilakukan secara otomatis, sehingga dapat
menekan biaya tenaga kerja.
Setiap motor listrik, sudah mempunyai klasifikasi
tertentu, sesuai dengan maksud penggunaannya sebagai alat penggerak sesuai
dengan kebutuhannya. Klasifikasi tiap motor dapat
diketahui dari data yang tertera padaname plate yang
terpasang pada motor tersebut.
Prinsip Motor Induksi
A.
Fluks Magnit Stator pada motor 3 phasa
Pada motor 3 phasa, lilitan stator tidak berbeda dengan
lilitan stator pada generator arus bolak-balik 3 phasa. Karena pada lilitan
stator dimasukkan arus listrik bolak-balik, maka di sekitar stator juga terjadi
fluks magnit yang berubah-ubah pula.
Jadi
pada motor arus bolak-balik kutub magnitnya berputar.
Untuk jelasnya, prinsip terbentuknya medan magnit yang berputar pada motor 3 phasa dapat dilihat pada b 2.
A1 –
A2 = lilitan phase I
B1 –
B2 = lilitan phase II
C1 –
C2 = lilitan phase III
Pada kedudukan 1
Arah
arus pada sisi kumparan A1 menjauhi
kita.
Arah
arus pada sisi kumparan A2 mendekati
kita.
Arah
arus pada sisi kumparan B1 mendekati
kita.
Arah
arus pada sisi kumparan B2 menjauhi
kita.
Arah
arus pada sisi kumparan C1 mendekati
kita.
Arah
arus pada sisi kumparan C2 menjauhi
kita.
Arah
arus pada sisi kumparan B2, A1, C2 menjauhi
kita, sehingga terbentuk medan-medan magnit yang searah dengan arah putaran
jarum jam. Sebaliknya arah arus pada sisi kumparan C1, A2, B1 mendekati
kita, sehingga terbentuk medan-medan magnit yang berlawanan dengan arah putaran
jarum jam. Oleh karena itu, secara keseluruhan arah fluks magnitnya, a.
Pada
kedudukan 2, harga IA positif, IB positif
dan IC negatif.
Pada
kedudukan 3, harga IA negatif, IB positif
dan IC negatif.
Pada
kedudukan 4, harga IA negatif, IB positif
dan IC positif.
Perhatikan arah-arah arus, arah fluks magnitnya pada kedudukan
1,2,3 dan 4. ternyata kutub-kutub magnit
selalu berpindah atau dengan kata lain fluks magnit stator berputar.
B.
Fluks Magnit Stator pada motor 1 phasa
Pada motor 3 phasa dapat dilihat bahwa fluks magnit
yang terbentuk di sekitar stator merupakan medan magnit yang berputar karena
listrik yang dimasukkan pada lilitan stator sudah merupakan arus listrik yang
berputar. Tetapi lain halnya dengan medan magnit yang terbentuk di sekitar
stator pada motor 1 phasa. Di mana fluks
magnit hanya bergantian arah saja, sehingga menyulitkan bagi motor pada saat start.
Untuk itu diperlukan bantuan yang pada prinsipnya dilakukan
dengan jalan membentuk medan magnit baru yang tidak sephase dengan medan magnit
lilitan utama (harus terdapat aliran arus listrik baru yang tidak sephase
dengan arus listrik yang mengalir pada lilitan utama), yang berarti harus
terdapat lilitan kedua yang terpisah dari lilitan utama.
Jadi
pada motor tersebut meskipun meskipun menggunakan
listrik 1 phasa, tetapi tidak demikian yang terjadi di dalam lilitan stator. Di
dalam lilitan stator terdapat listrik 2 phasa masing-masing pada lilitan utama
(main winding) dan lilitan bantu (auxiliary winding). Apabila motor telah berjalan normal maka lilitan bantu
dapat dilepas (tidak digunakan lagi). Untuk membentuk adanya dua arus listrik
yang berbeda phasa, dapat digunakan penggeser phasa yaitu induktor atau
kapasitor.
C.
Prinsip Kerja Motor Induksi
a.
Apabila sumber tegangan 3 phasa dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan magnit putar
dengan kecepatan
b. Medan putar stator tersebut akan memotong batang
konduktor pada rotor
c. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul
GGL induksi.
d. Karena batang konduktor pada rotor merupakan rangkaian
tertutup, maka GGL tersebut akan menyebabkan terjadinya aliran arus listrik (I)
e. Adanya arus (I) pada batang konduktor yang berada di
dalam medan magnit akan menimbulkan gaya (F) pada rotor.
f. Bila kopel gaya mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada
rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan
medan putar pada stator.
g. Seperti
telah dijelaskan, GGL induksi timbul karena terpotongnya batang konuktor
(rotor) oleh medan magnit putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut
timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator
(ns) dengan kecepatan putar rotor (nr).
h. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip,
dinyatakan dengan :
i. Bila
nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul
dan arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak
dihasilkan kopel.
j. Dilihat
dari cara kerjanya, motor induksi
disebut juga sebagai motor tak
serempak atau asinkron.
Motor Satu
Phasa
Motor 1
phasa dengan kekuatan kurang dari 1 PK dewasa ini banyak dipergunakan di rumah
tangga, kantor, pabrik, bengkel maupun perusahaan-perusahaan. Motor 1 phasa dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok berdasarkan konstruksi/cara kerjanya.
A. Motor Induksi (induction motor)
1.
Motor phase belah (split phase motor)
Motor kapasitor
(capasitor motor)
a. start capasitor
b. permanent capasitor
2. Motor kutub bayangan (shaded pole motor)
B. Motor Repulsi (Repulsion Motor)
1. Induksi repulsi (repulsion induction)
2. Start repulsi (repulsion start)
C. Motor Seri (universal motor/AC, DC motor, series motor)
Motor Induksi
Satu Phasa
Pada motor induksi 3 phasa dapat dilihat bahwa fluks
magnit yang terbentuk di sekitar stator merupakan medan magnit yang berputar.
Akan tetapi, lain halnya dengan medan magnit yang terbentuk pada kumparansatu phasa, dimana fluks magnit hanya
bergantian saja, sehingga meyulitkan bagi motor sewaktu
mula-mula dijalankan (start). Untuk memperbesar daya bagi perputaran motor sewaktu start, maka untuk itu diperlukan
bantuan, yang pada prinsipnya dilakukan dengan jalan membentuk medan magnit
baru yang berbeda arah dengan medan magnit utama. Dalam hal ini, berarti harus
terdapat aliran arus listrik baru yang tidak sephase dengan arus listrik yang
mengalir pada kumparan utama (main winding)
yang berarti harus ada kumparankedua yang
terpisah dari kumparan utama.
Oleh
karena itu sebenarnya pada motor spilt
phase menggunakan listrik 1 phasa, tetapi di dalam lilitan stator terdapat arus
listrik 2 phase, yang mengalir pada kumparan utama
dan kumparan kedua. Kumparan kedua
ini umumjnya dinamakan kumparan bantu
(auxiliary winding).
Untuk
membentuk adanya dua arus listrik yang berbeda phasa, digunakan sebuah
penggeser phase, sehingga dari tegangan listrik 1 phasa yang dimasukkan maka di
dalam motor terbentuk listrik 2 phasa. Umumnya hal ini
dapat dilakukan dengan memasang seri pad kumparan bantu
sebuah rangkaian kumparan (induktor) atau
dengan menggunakan kapasitor.
1.
Rotor
Jenis rotor
yang banyak digunakan pada motor induksi
adalah rotor sangkar tupai. Pada prinsipnya rotor sangkar tupai disusun dari
batang-batang konduktor yang kedua ujungnya disatukan oleh cincin yang dibuat
dari bahan konduktor pula sehingga bentuknya menyerupai dengan sangkar tupai.
a.
Prinsip rotor sangkar tupai
b.
Pelat dari rotor
Badan rotor terdiri dari pelat
berlapis-lapis. Dari luar nampaknya rotor sangkar seolah-olah hanya silinder
yang pejal.
Untuk
pendinginan dari motor pada bagian tepi dari
rotor dilengkapi dengan daun-daun kipas sehingga kalau rotor berputar aliran
udaranya akan membantu proses pendinginan motor. Susunan dari
batang-batang ada yang sejajar dengan sumbu (poros), kadang-kadang ada juga
yang tidak sejajar dengan sumbu, agak miring (skew). Selain rotor sangkar
tupai, pada motor induksi ada juga yang
menggunakan rotor lilit (motor slip
ring).
2. Motor Phase
belah
Motor phase
belah memiliki kumparan utama dan kumparan bantu yang letaknya bergeser 90 O listrik
dan disambung paralel.
a.
Letak kumparan utama dan kumparan bantu pada
stator
b.
Bagan hubungan kumparan utama dengan kumparan bantu
c.
Diagram vektor
bahwa letak kumparan utama
dan kumparan bantu bergeser 90 O listrik.
Selain
tersebut diatas, diusahakan pula agar arus pada kedua kumparan bergeser sebesar mungkin (teoritis 90O listrik)
dengan demikian seolah-olah seperti dua phasa. Dua arus dalam kumparan inilah yang akan menimbulkan medan magnit
berputar dan menyebabkan motor akan
berputar dengan sendirinya (self starting).
Pada motor phasa belah, kumparan utama
mempunyai tahanan murni rendah dan reaktansi tinggi, sebaliknyakumparan bantu memiliki tahanan murni tinggi dan
reaktansi rendah. Tahahan murni kumparan bantu
dapat diperbesar dengan menambah R yang disambung seri dengannya atau
menggunakan kumparan dengan kawat yang
diameternya sangat kecil.
Untuk
memutuskan aliran arus listrik kek kumparan bantu
dilengkapi dengan saklar S yang dihubungkan seri dengan kumparan bantu. Alat ini secara otomatis akan
memutuskan arus pada kumparan bantu
setelahmotor mencapai kecepatan 75 % dari kecepatan
penuh. Pada motor phasa belahyang
dilengkapi saklar pemutus, biasanya yang dipakai adalah saklar sentrifugal. Ada
juga yang menggunakan relay.
Relay arus :
§ saat
start, arus besar à kontak akan terhubung
§ sesudah
berjalan, arus kecil à kontak akan terputus
Relay tegangan :
·
o
§ saat
start, tegangan turun à kontak akan terhubung (NC)
§ sesudah
berjalan, tegangan normal à kontak akan terbuka
Untuk
membalik arah putaran motor dapat
dilakukan dengan membalik arah arus pada kumparan bantu
atau membalik arah arus pada kumparan utama.
Apabila paada kedua kumparan tersebut
dibalik arah arusnya maka arah putaran tidak akan berubah. Pada umumnya yang
dibalik adalah arah arus pada kumparan bantu.
Arah
vektor medan paduan (yang disebabkan oleh arus pada kumparan utama Iu dan arus pada kumparanbantu Ib) pada
titik t1, t2, t3, t4, t5, t6, t7, t8 dan t9
Untuk
lebih jelasnya hubungan kumparan-kumparan, digambar dengan diagram (